Senin pagi, seperti biasa pagi yang sibuk setelah seharian berlibur. aku irene, gadis 19 tahun yang sangat bersemangat untuk menjalani hari ini, hari dimana aku akan berangkat menuntut ilmu nan cukup jauh jaraknya dari rumah ku, bertemu populasi manusia baru yang belum pernah kutemui. dengan menggunakan pakaian bebas, santai namun tetap rapih dan tidak lagi menggunakan seragam sekolah dengan aturannya selama 12 tahun ini. hari ini tepat dimana aku akan menjadi maha dari pada siswa. yups benar aku kini seorang mahasiswi, mahasiswi baru fakultas sains dan teknologi jurusan farmasi salah satu kampus swasta di jakarta.
"ren... kamu berangkat sama siapa? kok teman mu belum ada yang jemput? ayah antar saja yah?" ucap lelaki paruh baya dengan atasan bertelanjang dada dan sarung yang melingkar di pinggangnya, ia sedang asyik menyuruput kopi hitam pagi sembari membaca koran hari ini, kegiatan rutinnya setiap pagi sebelum berangkat bekerja.
"enggak usah yah, yeol sama milen udah pada di jalan, dikit lagi juga mereka manggil" ucap ku yang sedang sibuk menyendok sarapan ku.
yeol dan milen, mereka teman satu kelas ku saat di sekolah menengah. aku dan milen, kami dekat karna kami berada pada satu circle pertemanan yang sama sedangkan dengan yeol, kami biasa pulang sekolah bersama, rumah kami searah dan jarak antara rumah ku dengan yeol yang tidak terlalu jauh. saat mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di kampus ku, kami tidak sengaja bertemu, dari saat itu kami baru mengetahui bahwa kami akan bersama lagi karna jurusan yang kami pilih sama.
"udeh siap ren?" tanya milen bertepatan dengan pintu mobil yang baru ku buka.
"udeh, lebih dari siap bahkan. kalian gimana?" tanya ku
"siap terus dong" jawab yeol.
Butuh 1 jam perjalan dari rumah ku menuju kampus, melewati padatnya kota jakarta dihari pertama masuk kerja setelah seharian berlibur.
seluruh mahasiswa baru sudah berkumpul di audiotorium kampus, kami duduk berderetan karna kami belum berbaur dengan mahasiswa lain jadi kami memutuskan untuk menempel satu sama lain.
"kursinya kosong enggak?" seorang lelaki bertanya pada ku
"yang punya lagi ke toilet" jawab ku tanpa mengalihkan pandangan kepada si pembicara. mendengar jawaban dari ku, lelaki itu bergeser selangkah dan mengisi kursi kosong dibarisan sebrang barisan ku.
acara penyabutan dimulai pada pukul 8 siang, kami mendengarkan pidato penyambutan dan perkenalan dari rektor, lalu dilanjutkan dengan perkenalan sejarah kampus. hingga jam makan siang acara diistirahatkan. setelah makan siang dan sholat acara penyambutan dilanjutkan kembali dengan seminar tentang pendidikan hingga petang datang, acara seminarpun selesai. Keesokan harinya kami tetap berkumpul di audiotorium dengan agenda pengenalan kampus dari ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan ketua setiap fakultas dan jurusan, begitu pula untuk hari ketiga kami kembali berkumpul di audiotorium dengan agenda pengenalan dari organisasi-organisasi di kampus ini.
hari keempat kami diberikan waktu istirahat untuk mempersiapkan keperluan yang akan kami butuhkan selama tiga hari kedepan, dimana kami akan diperkenalkan dengan agenda kepemimpinan kampus melalui serangkaian kegiatan yang sudah disiapkan oleh para panitia kegiatan penyambutan mahasiswa baru menurut standar kampus, agar kami dapat cepat akrab dengan mahasiswa lain dan diharapkan dapat bahu membahu selama kami menjadi mahasiswa, karena sebagai mahasiswa kamilah yang akan memimpin bangsa dan negara ini kelak, begitu dalih yang para panitia berikan kepada kami agar kami mengikuti acara ini.
"ren, temenin gua nyari barang bawaan yang disuruh yuk cari barengan" popup chat yang muncul pada layar handphone ku dan tertulis 'yeol' pada nama pengirimnya.
"oke, jam 10 gua tunggu di rumah, gua rapih rapih dulu". jawab ku membalas chat itu.
kami mendatangi pasar dan pusat perbelanjaan untuk melengkapi kebutuhan yang kami perlukan.
"udah lengkap semua nih, jalan dulu yuk atau nonton, gua lagi males pulang ke rumah masih sore begini" tawa yeol sembari meletakkan plastik belanjaan kami kedalam mobil
"yuk ada film bagus kayanya".
kami kembali masuk kedalam pusat perbelanjaan, menuju bioskop.
"yeol, gua mau ke toko skincare itu dulu. lu duluan aja" pamit ku
"yah enggak serulah kitakan harus milih filmnya bareng jangan pilihan gua doang, gua ikut lu aja" dengan cepat yeol menahan lengan ku
"yaudah"
kami memasuki toko skincare yang ingin ku tuju.
"yeol, bagusan warna yang mana?" ucap ku menunjukan dua buah lipstick yang menarik perhatian ku
"yang oren lebih manis dipaduin sama bibir kamu" jawab seseorang disebelah ku, suaranya tidak ku kenal. seketika aku membalikkan tubuh ku kearah suara itu berasal "yeol kemana?" batin ku bertanya, lelaki yang menjawab ucapan ku bukanlah yeol. lelaki itu memandang ku dengan senyumannya yang manis.
"nyariin siapa?" tanya lelaki tersebut dengan tetap tersenyum manis
"maaf mas, saya fikir teman saya" aku segera berlari kecil menghindari lelaki tersebut, rasanya malu karna salah mengira orang lain yang tidak ku kenal sebagai yeol teman dekat ku.
*part 2*
Hari ini kami diwajibkan berkumpul tepat jam 3 sore, seluruh mahasiswa baru diharuskan sudah berkumpul lengkap dengan perlengkapan yang diwajibkan untuk kami bawa. Sebagai kegiatan pemeliharaan lingkungan, masing-masing mahasiswa diwajibkan membawa satu tanaman berbuah. itu hal yang ku lupa sepertinya aku meninggalkan tanaman ku tergeletak di balai rumah, tadi aku menunggu yeol dan milen menjemput, dengan bersantai di balai yang ada di halaman rumah ku.
"gimana ren nasib lu?" tanya milen cemas
"enggak tau, mungkin gua bakalan dapet hukuman" jawab ku pasrah, karna aku sudah mencari penjual tanaman dekat kampus, tetapi aku tidak dapat menemukannya sepagi ini.
"yeol kemana lagi, nih anak ngilang aja, udeh tau lagi genting" milen memperhatikan sekitarnya dengan mulut mengoceh
"nih buat lu, tenang aja gua bawa banyak kok jaga-jaga kalo ada yang enggak bawa" ucap seseorang menjulurkan sebuah pot tanaman kepada ku. aku hanya terdiam sembari menelaah wajah lelaki yang secara tiba tiba datang dan memberiku sebuah pot berisi tanaman itu.
"makasih loh" jawab milen menerima pot tanaman yang lelaki itu berikan
"ren bilang terima kasih dia udah nyelametin lu dari hukuman" ucap milen menyenggol lengan ku yang masih menelah wajah lelaki di hadapan ku.
"mas yang di toko skincare kemarin ya?" tanya ku mulai mengenali wajah lelaki tersebut
"aku juga yang nanya kursi kosong disebelah kamu" jawabnya dengan senyum lalu pergi meninggalkan kami.
"ren lu kenal?" tanya milen heran
"enggak" jawab ku singkat
"yaudah seenggaknya lu enggak dapet hukuman dihari pertama".
"ren nih" yeol tiba tiba muncul dengan sebuah pot tanaman ditanggannya "kok lu udeh dapet" ucapnya kesal melihat pot ditangan ku "ngapain gua ribet nyariin kalau gitu" raut wajahnya terlihat kecewa
"ya maaf, gua dikasih orang, lagi lu tadi gua cariin tiba-tiba ngilang" jelas ku
"dari siapa?" yeol menarik pot itu dari tangan ku
"enggak tau, kagak kenal, kayanya dia denger gua sama milen ngobrol dan dia tiba-tiba ngasih ini begitu aja" jelas ku lagi.
"yaudah bagus deh, ini nanti gua kasih juga kalau ada yang sama cerobohnya kaya lu" ucap yeol mengembalikan pot itu kepada ku.
seluruh mahasiswa baru sudah berkumpul di lapangan dengan perlengkapan yang sudah diperiksa kelengkapannya oleh para panitia, kami berkumpul sesuai nomer yang kami dapatkan saat meregistrasi diri. aku,yeol dan milen, kami masih tetap bersama.
"ih kamu lahir 11 maret? aku 10nya" ucap seorang gadis menunjuk tanda identitas ku dan cukup antusias membahas tanggal kelahirannya yang hanya beda sehari dengan ku
"aku kannya dari fakultas sains jurusan farmasi" gadis itu menawarkan lengannya untuk berjabat tangan memperkenalkan dirinya dengan ku
"eh... aku irene dari farmasi juga" jawab ku dengan menerima jabatan tangannya. kanya mengenalkan ku kepada satu teman dekatnya bernama gandis, akupun mengenalkan milen dan yeol kepada kanya dan gandis. kami tergabung pada kelompok yang sama.
***
waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. acara hari ini dibuka dengan pembacaan doa dan sebaris ucapan sapa dari ketua BEM, ketua himpunan, ketua unit organisasi, hingga ketua pelaksana acara.
kegiatan kami untuk 3 hari kedepan semua diatur oleh para senior-senior yang tergabung dalam organisasi kampus sedangkan kegiatan kami selama 4 hari lalu, diatur oleh para petinggi kampus beserta dosen dosen yang tergabung dalam program penyambutan mahasiswa baru. setelah semua peraturan yang harus kami taati selama berkegiatan sudah dijelaskan, peralatan komunikasi beserta barang berharga dikumpulkan dalam sebuah tas kecil bertuliskan nama masing masing mahasiswa dan diserahkan kepada kakak ketua pembimbing kelompok, lalu kami harus meletakkan barang bawaan yang tersisa kedalam sebuah tenda barak yang sudah disiapkan oleh panitia, terdapat dua tenda yang memisahkan antara mahasiswa perempuan dan laki-laki.
kegiatan kami dilakukan di lapangan belakang kampus. sejak kejadian tahun lalu dimana beberapa kegiatan ospek menyebabkan kematian begitu menghebohkan. kampus ini akhirnya meniadakan kegiatan ospek di luar kampus, semenjak saat itu setiap kegiatan kampus hanya dapat dilakukan di lingkungan kampus.
hari pertama kegiatan, kami memilih ketua kelompok dari masing-masing kelompok, pemberian materi tentang kepemimpinan dari para pemateri yang tidak lain adalah para alumni-alumni yang sekarang sudah menjadi pemimpin dari pekerjaan mereka masing-masing. pemberian materi dilakukan hingga jam 9 malam dengan kami diberikan jeda untuk menjalankan sholat magrib lalu kembali ke dalam kelas untuk melanjutkan materi. kami berkumpul kembali dilapangan setelah pemberian materi selesai, membentuk barisan mengikuti arahan panitia, lalu kami mulai menyantap makan malam yang terlewat malam untuk mengisi perut kosong kami. jika diingat kami terakhir mengisi perut dijam 4 tepat sebelum acara dimulai.
***
"ini susu kita kasih kalian 5 botol, dari mahasiswa di depan saya sampai mahasiswa diujung belakang semua harus kebagian. jangan ada sisa apa lagi kurang, semua harus minum enggak ada yang enggak minum karna ini satu satunya air minum untuk kalian" ucap seorang panitia laki-laki menjelaskan.
aku sudah waswas sedari pertama botol itu diangkat. aku memiliki alergi terhadap susu terlebih pada susu vanila dimana mencium baunya saja perut ku sudah langsung bereaksi.
"ren kenapa?' tanya kannya yang melihat ku begitu gelisah, aku hanya terdiam cemas.
botol susu itu kini berjarak 2 orang dari tempat ku berbaris, akhirnya mahasiswa di belakang ku memberikan botol susu tersebut kepada ku, aku sudah memikirkan rencana dimana setelah aku mendapatkan botol susu itu segera ku berikan kepada kanya yang berada di depan ku.
"berenti.!" teriakkan lantang seorang panitia laki-laki yang berdiri menatap di ujung barisan "balikin botol susunya ke belakang kamu.!".
dengan bingung kannya memberikan botol susu itu lagi kepada ku, tubuh ku langsung bereaksi, keringat mulai mengalir lebih banyak, aku hanya memegangi botol susu itu tanpa membuka tutup botolnya, apa lagi meminumnya. loey dan milen, mereka memandang kearah ku, cemas. tubuh ku semakin bereaksi, lengan ku gemetar, lutut ku melemah
"kamu kenapa diem aja.! minum susunya.!" ucap panitia laki-laki itu semakin meninggikan volume suaranya
"instruksi bang, dia enggak bisa minum susu" loey berdiri dari duduknya diikuti oleh milen meyakinkan instruksi dari loey
"iya bang dia enggak bisa minum susu bang" milen ikut memberikan instruksi
"kalau emang enggak bisa minum susu bisa bilang dari awal, kenapa pake cara nipu panitia, kalian duduk dan jangan ikut campur.! kamu cepat minum susu itu seperti teman-teman mu yang lain.! kamu enggak minum, teman-teman mu yang akan menerima hukumannya" semua mahasiswa heboh berteriak tidak terima "kalian diam.! Cepat minum.!".
dengan jantung berdegup kencang dan tubuh yang melemah, ku buka tutup botol susu itu dan 'uwek' aku mengeluarkan sisa minuman dan makanan yang ada dalam perut ku. reaksi ku tadi menimbulkan kepanikan para panitia, 2 panitia wanita menghampiri ku dengan membawa minyak kayu putih dan sebotol air mineral.
"kamu harusnya bilang kalo kamu enggak bisa minum susu" ucap salah satu panitia dengan tangannya memijat pundak leher ku.
"teman saya kan udah bilang tadi kak" jawab ku lirih
"kalau beneran alergi kenapa masih dipaksa" ucap panitia lain menekankan nada bicaranya.
"gimana udah enakkan?" tanya panitia lain dengan botol air mineral di tangannya
"udah kakak" jawab ku
"kamu kita kasih tanda yah biar enggak ada yang maksa kamu minum susu, biar panitia konsumsi juga bisa nyediain air mineral untuk kamu" kedua panitia wanita itu pergi kembali ke ruangan mereka dengan diikuti panitia laki-laki yang tadi memaksa ku meminum susu itu.
"semua kembali fokus. kita masuk kegiatan berikutnya" instruksi panitia pemandu acara
***
kegiatan hari ini berakhir dengan kami diberikan waktu istirahat saat jam menunjukan pukul setengah 12 malam, kami diharuskan tertidur dan beristirahat tanpa ada satupun yang diperbolehkan tetap terjaga. dengan cepat suasa malam diteda terasa sunyi seluruh mahasiswa sudah tertidur lelap karna letih dengan kegiatan hari ini.
***
terdengar suara sirine yang begitu kencang membangunkan kami dari tidur. "cepat.! semua cepat bangun dan berbaris rapih di lapangan cepat.!" instruksi seorang panitia menggunakan pengeras suara diiringi suara sirine dari pengeras suara lainnya, dengan masih sedikit tertidur semua peserta dengan cepat merapihkan diri, menggunakan sepatu mereka lalu berlari menuju lapangan dan berbaris rapih.
"semuanya renggangin barisan, setengah lencang kanan, lencang depan, ikutin barisan yang sudah rapih"
pagi ini kami berolahraga merenggangkan badan menunggu matahari terbit, tepat setelah matahari terbit kegiatan olahraga selesai. begitu nyaman melihat matahari terbit dengan berolahraga setelah beristirahat karna rasa letih. saat sinar matahari menyiram bumi dan tubuh kami, segar rasanya seperti sebuah daun layu yang kembali mekar.
agenda hari ini adalah pengenalan jurusan, kami dipisahkan sesuai jurusan masing-masing, setelah selesai menjalankan sholat dzuhur dan menerima materi dari senior dan dosen pemateri masing-masing jurusan, agenda selanjutnya adalah perlombaan keterampilan antar jurusan yang akan ditampilkan pada hari terakhir atau puncak dari kegiatan kami. semua bersiap menyusun konsep dan mencari ide bersama.
"ren... cowo yang ngasih tanemannya ke lu kan itu?" milen menyenggol lengan ku saat ia melihat lelaki yang sedang ia bicarakan
"oh anak teknik" ucap ku singkat saat melihat baju yang lelaki itu kenakan.
sejak dikelompokan sesuai jurusan, kami mendapatkan baju sesuai dengan warna jurusan masing-masing.
"mampus ren disenyumin" ucap milen histeris melihat lelaki itu tersenyum kearah ku
"insting dia kuat juga, tau aje kalau gua sama lu lagi ngomongin dia" ucapku menimpali
*part 3*
langit mulai berwarna orange. kami kembali berkumpul rapih di lapangan menunggu matahari terbenam sembari membaca ulang setiap materi yang sudah diberikan. sebelum matahari benar-benar tenggelam suasana sekitar kampus ini berubah menjadi dingin, seperti ada hembusan angin kencang tetapi tidak terasa hembusannya, hawa sore ini terasa hampa dan kosong, aku mulai merasa gelisah dengan suasana ini. kannya yang melihat kegelisahan ku, menggenggam lengan ku sembari ngucap lembut "enggak ada apa-apa kok ren" aku terkejut dengan ucapan kannya seakan ia paham dengan kegelisahan ku "tenang ren gua udah biasa kok ngatasin orang yang gelisah macem lu gini" kannya berucap lagi seolah ia mengerti yang ku fikirkan, kannya tidak hanya menggenggam lengan ku tetapi ia juga menggenggangam lengan gandis, teman dekatnya yang sedari awal sudah bersamanya seperti aku, yeol dan milen. gandis pun sama gelisahnya dengan ku bahkan mungkin gandis lebih gelisah dari pada aku, keringat bercucur disekitar pundak lehernya "dis... ada gua disini" kannya terus mengulang kata-kata itu untuk menenangkan gandis.
matahari sudah menghilang dan langit sore berwarna orange itu sudah berubah menjadi langit gelap, sinar-sinar lampu mulai terlihat menerangi malam yang masih cukup mencegkam atau mungkin dapat ku bilang lebih mencekam dari hawa sore tadi. mungkin malam ini akan menjadi malam yang panjang dan melelahkan.
"kak... kakak..." seorang mahasiswi berteriak panik memanggil panitia diikuti beberapa mahasiswi lainnya,
keadaan semakin menegangkan. aku memalingkan wajah mencari arah suara teriakan tersebut, kannya semakin kuat menggenggam tangan ku karna gandis juga semakin kuat menggenggam tangannya.
"kenapa dia?" tanya seorang panitia menghampiri mahasiswa yang tadi berteriak
"enggak tau kak, tiba-tiba aja dia nangis, ditanya malah makin kejer nangisnya" jawab seorang mahasiswa lainnya menjelaskan.
"nakes" teriak panitia itu memanggil panitia kesehatan yang berjaga di lapangan.
"dek... kamu kenapa? dijawab dulu pertanyaan kakak, ayo coba sadar kendaliin diri kamu, jangan mau kalah ini badan kamu" ucap kakak maryam seorang panitia perempuan dengan menepuk pundak mahasiswa itu
"gimana yam?" panitia lain bertanya cemas
"panggil panitia cowo, biar dibawa keruang kesehatan aja" jawabnya lirih dengan sedikit melirik kearah panitia lain solah mengatakan untuk tidak membahasnya didepan mahasiswa lain.
belum kering bibir itu mengucap, kejadian yang sama terjadi bukan pada satu orang mahasiswa melainkan bertambah menjadi 5 orang sekaligus
"woy panitia ke lapangan semua sekarang" instruksi itu ia sebarkan melalui walkitalki yang mereka gunakan untuk media berkomunikasi. mahasiswa yang lain hanya mengoceh bertanya tanya apa yang sedang terjadi.
"yang lainnya berkumpul bentuk barisan saling mendekat jangan ada yang memisahkan diri, fokus pada instruksi dari panitia acara" ucap kakak maryam menghentikan kebisingan yang dibuat oleh para mahasiswa.
dengan rasa cemas dan gelisah para mahasiswa menyatukan barisan tanpa mengeluarkan suara apapun, dalam hati mereka memang cemas tetapi jika kecemasan itu diungkapkan dengan ketakutan akan memperburuk suasana malam ini yang bahkan matahari baru terbenam tepat setengah jam yang lalu, malam masih panjang untuk dilewati dengan hanya merasakan ketakutan.
peserta yang menangis dibawa ke ruangan kesehatan, panitia bertugas berjaga peserta dilapangan menjadi lebih banyak dari sebelumnya. tubuh ku semakin lemah dan rasa gelisah itu semakin kuat. walau kini kedua lengan ku digenggam oleh kannya dan milen tetapi itu tidak menenangkan ku sama sekali. keringat ku bercucur walau hawa malam ini semakin dingin.
"huaaaaaaaaaaaaaaa" terdengar teriakan dari ruang kesehatan, teriakan tersebut memancing makin banyak mahasiswa lainnya yang tiba-tiba menangis, kali ini tidak hanya menangis tetapi ikut berteriak entah apa yang sedang terjadi pada mereka seolah mereka terkoneksi satu sama lainnya.
***
kami memasuki kegiatan debating antar jurusan dimana pembahasan yang akan diangkat ialah pembahasan tentang 'pengaruh sosial media dalam lingkup pembelajaran mahasiswa', setiap kelompok dibagi menjadi team positif dan team negatif. kegiatan debat cukup lama dan mampu membuat kami terbawa suasana hangat berkat perdebatan panas adu argument dengan memegang teguh argument masing-masinglah yang benar. hingga kami melupakan kejadian menegangkan beberapa saat lalu. selama kegiatan debat para panitia masih sibuk menenangkan mahasiswa yang beraksi tadi di dalam ruang kesehatan, mahasiswa mahasiswa ini masih terus berteriak, menangis ataupun tertawa tidak terkendali.
saat kami sedang asyik dengan perdebatan, kejadiaan beberapa saat lalu kembali terjadi, kali ini semakin parah dan brutal, saat salah satu mahasiswa berteriak memaki semua yang ada dihadapannya, lalu disambut dengan beberapa mahasiswa yang menangis, ada pula yang tertawa padahal tidak ada kejadian lucu apapun saat itu untuk ditertawakan. panitia acara mengkerahkan tenaga mereka untuk menenangkan mahasiswa-mahasiswa yang beraksi dan juga menenangkan mahasiswa-mahasiswa yang ketakukan. suasana disekitar kampus semakin tegang dengan rentetat kejadian ini. terdengar suara gaungan kencang berasal dari ruang kesehatan. spontan mahasiswa menolehkan pandangan mereka ke arah pusat suara dan terlihat perserteruan satu panitia yang mencoba menenangkan salah satu mahasiswa yang bereaksi. entah perserteruan terkait apa tetapi yang ku lihat perserteruan ini seperti perserteruan antara dua hewan buas yang saling mengaung menunjukan kekuatannya.
"dis... gandis jangan bengong dis, dis sadar dis, dis ini badan lu dis" kannya terus menggoyangkan tubuh gandis, gadis yang sedari tadi dijaga olehnya kini menunjukan pandangan kosong. aku melepaskan genggaman milen dan membantu kannya untuk menyadarkan gandis. tindakan ku terlalu gegabah dan salah, aku malah menjadi umpan untuk 'mereka' mengambil alih tubuh ku.gandis menangis begitu pula aku yang sedari tadi kami sudah menahan nahan pergejolakan dalam tubuh kami.
"ren... jangan gini ren sadar ren, elu lebih kuat dari mereka, ini badan lu ini punya lu" yeol juga terus menggoyangkan tubuh ku agar aku tersadar dari pengalihan ini. suasana menjadi lebih menegangkan pertengkaran antar dua hewan buas tadi belum terselesaikan, diantara mereka tidak ada yang mau menyerah dan terus menunjukan kekuatan mereka.
*part 4*
keadaan tidak terkendali terjadi di ruang kesehatan, mahasiswa-mahasiswa yang beraksi tadi semakin menjadi-jadi, berteriak memaki para panitia hingga menyiksa diri mereka dengan memukulan ke kepala mereka sendiri, ada pula yang hanya tertawa dan menangis, keributan ini tidak terkendali hingga satu mahasiswa berlari kearah lapangan, dengan cepat ditahan oleh panitia, penahanan itu mengakibatkan pemberontakan, tenaga mahasiswa perempuan ini semakin kuat hingga dapat melepaskan dirinya dari genggaman 2 orang panitia laki-laki yang menahannya,
vincent salah satu panitia lelaki melemparkan benda besi yang berada tidak jauh darinya, ia melempar benda itu kehadapan thea, mahasiswa yang sedari tadi mengamuk tak terkendalikan. suara bising yang ditimbulkan oleh benda besi tersebut membuat thea mengalihkan pandangannya kearah vincent dengan pandangan kasarnya thea berlari menuju vincent dan menendangnya dengan keras. tendangan itu merobohkan vincent, kejadian setelah tendangan itu lebih menegangkan karna kini vincent bukan lagi dirinya, alam bawah sadarnya telah mengambil alih tubuhnya, kini vincent sudah berubah menjadi seekor harimau buas, perubahan ini hanya dapat dilihat oleh manusia yang dapat melihat 'MEREKA'.
thea kini bertarung dengan lawan yang seimbang dengannya. harimau itu tak henti hentinya mengeluarkan gaungannya. ilham dan firgie mengambil kesempatan saat stela lengah dengan menangkapnya, ilham memijat pundak leher stela sedangkan firgie memijat telapak kaki thea, thea tetap memberontak tetapi beberapa saat kemudian thea dalam keadaan tenangnya.
"keluar kamu dari badan ini sekarang.!" teriak ilham masih dengan tanggannya memijat pundak leher thea.
"apa yang kamu mau dari mahasiswa ini?" tanya ilham masih memijat telapak tangan thea,
"kalian mengganggu kami" ucap thea dengan masih mencoba memberontak, seketika suara yang keluar dari mulut thea lebih berat seperti suara lelaki. "kalian membawa 'MEREKA' yang bukan berasal dari sini, kalian menganggu wilayah kami" kini ucapan itu semakin kencang dan kekuatan thea untuk memberontakpun semakin kuat.
"kamu keluar dari tubuh ini, kami akan meminta maaf dan meminta izin dengan benar" ucap vincent dengan tetap menekankan nada bicaranya. thea kembali memberontak hingga ia mampu lepas dari genggaman ilham dan firgie untuk sekali lagi.
"feb febi sadar feb" tangis 2 orang wanita sembari menggoyangkan tubuh temannya.
selesai keributan yang dilakukan oleh thea, kini pekerjaan berat vincent berlanjut
"kok febi bisa ada disini? gua kan udah minta lu berdua buat bawa jauh febi dari sini" ucap vincent dengan nada marahnya
"kita tadi udah coba bawa febi pergi, tapi tadi pas di gerbang kampus dia lari balik kesini sambil nangis" jelas alexa salah satu dari 2 wanita yang sedang menangisi tubuh temannya.
vincent, ilham dan firgie sedang berusaha mencari cara agar makhluk itu tidak melukai siapapun, raut muka cemas dan bingung jelas tertulis diwajah 3 lelaki itu.
"cent selametin febi" ucap maria diiringi tangisan sedihnya melihat sahabat dekatnya sedang terbaring tak berdaya.
thea memang sudah tenang, tapi bukan berarti penyambutan itu selesai. kini makhluk lainnya yang lebih kuat mengambil alih tubuh febi, hal yang ditakuti oleh vincent dan beberapa panitia lainnya, karna febi memiliki tubuh yang sangat mudah menjadi media untuk diambil alih oleh 'MEREKA' dengan kelebihan febi yang dapat melihat mereka, menjadikan ia sangat mudah diambil alih.
***
salah satu panitia membunyikan sirine untuk memusatkan perhatian para mahasiswa kembali keacara "kalian buat formasi lingkaran sekarang juga. fokus dan jangan membuat keributan. SEKARANG.!"
setelah seluruh mahasiswa yang tersisa sudah dalam formasi lingkaran, seorang panitia memberikan panduan kegiatan selanjutnya dia memandu acara agar tidak ada lagi mahasiswa yang fokus kepada kejadian tadi. suasana hangat saat perdebatan tadi, tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya suasana pengap dan tegang menyelimuti kami.
setelah beberapa lama suasana mulai senyap dari keributan membuat suasana malam semakin mencekam. malam semakin malam langit semakin gelap angin malam yang dingin menyapu pundak kami, membuat bulu kuduk merinding. kegiatan terakhir kami adalah kegiatan antar team dimana kekuatan kerjasamalah yang akan membuat team memenangkan kegiatan ini. ku akui kegiatan ini cukup mampu mengalihkan kegelisahan dan ketakutan para mahasiswa.
kini jam menunjukkan pukul setengah 12 malam, seluruh mahasiswa sudah berada dalam tenda tempat mereka beristirahat. semua berusaha memejamkan mata, berusaha melupakan kejadian hari ini, dengan tidur nyenyak mengembalikan energi berharap semua kejadian hari ini terlupakan setelah mereka bangun esok pagi.
*dum* suara dentuman cukup kencang terdengar seolah ada benda besar jatuh. "hua... astagfirullah. hua..." teriakan ara mahasiswa yang histeris dengan apa yang mereka baru saja lihat. dentuman itu berasal dari ujung tenda wanita, dimana tepat diatas mereka terdapat cabang besar dari pohon yang membelakangi tenda. teriakan histeris dari para mahasiswi menghebohkan seluruh mahasiswa, membuat para panitia berlarian menuju tenda wanita.
"SEMUANYA DIAM DAN KEMBALI TIDUR.!" teriak seluruh panitia yang datang.
aku yang berada dekat dengan pintu masuk tenda berusaha tidak terbangun. aku terus berusaha memejamkan mata, berusaha mengabaikan kejadian kali ini karna aku sudah cukup letih dengan pergulatan batin yang ku alami. milen dengan sigap menggenggam tanggan ku mencoba menenangkan ku, ia tau rentetat kejadian malam ini sangat mengganggu ku. aku yang berusaha menutup mata, berusaha tidak mempedulikan kejadian ini, tapi akhirnya kalah setelah mendengar aungan hewan buas perlahan semakin dekat. aungan itu berasal dari seorang panitia yang tadi aku lihat sedang bertarung dengan salah satu mahasiswa. panitia tersebut masih berwujud manusia tapi yang ku lihat dia bukan lagi berwujud manusia, dia sedang menjadi harimau buas yang siap menerkam mangsanya. hewan itu berjalan perlahan menuju pusat suara dentuman.
tidak berapa lama, harimau itu pergi kembali ke ruang kesehatan, setelah itu keadaan sepi senyap seolah tidak terjadi hal aneh apapun. beberapa panitia berjaga diantara tenda wanita dan tenda pria, panitia yang sedang berjaga mulai membacakan surat yasin hingga keadaan benar benar tenang dan sepi, semua peserta berusaha kembali tidur dan melupakan kejadian-kejadian yang telah terjadi sepanjang sore dan malam dini hari. benar-benar malam yang panjang dan cukup melelahkan. semoga diantara kami tidak ada yang membuat kesalahan.
***
"bawa tubuh gadis ini bersama dengan persajian yang harus kalian lakukan" suara khas perempuan yang berusaha membuat suara berat. kata-kata itu terucap dari bibir febi.
"apa yang kamu mau dari perempuan ini?" vincent kembali menanyakan pertanyaan yang sedari tadi ia belum dapatkan jawabannya.
"perempuan ini adalah bayaran dari kesalahan kalian" jawab makhluk itu.
3 lelaki itu saling berunding mencari solusi dan cara agar makhluk itu dapat melepaskan teman mereka.
"cent panggil orang tua febi aja cent, karna mereka dari awal febi pamit, enggak berenti-berenti mereka minta gua dan maria langsung kasih mereka kabar kalau febi kenapa-napa" ucap alexa menghampiri 3 lelaki yang sedang berunding itu.
"lu punya kontaknya? coba telfon dan biar gua yang jelasin" 3 lelaki itu berharap cara ini mampu melepaskan febi dari makhluk itu.
makhluk itu terus memberontak dan menginginkan pergi membawa tubuh febi bersamanya. suasana malam ini masih terus ditemani dengan keributan acara penyambutan yang 'MEREKA' berikan, vincent menyebut hal-hal yang terjadi ini sebagai acara penyambutan karna vincent tau 'MEREKA' hanya ingin memberitahu kepada kami, bahwa ini adalah wilayah mereka. tepat di depan ruang kesehatan ini adalah lapangan dan disisi ujung lapangan terdapat bangunan tua lumayan besar bekas ruang laboratorium farmakologi, bangunan itu sudah lama terbengkalai karna sudah tidak dapat difungsikan kembali untuk laboratorium atauun ruang perkuliahan karna kondisi bangunan yang sudah tua terdapat banyak sekali kerusakan.
malam ini masih panjang untuk para panitia berleha-leha, mereka masih berkutat dengan makhluk-makhluk usil itu, ataupun para panitia yang sedang sibuk menamengi tenda tempat para mahasiswa beristirahat, mereka tidak ingin ada penambahan mahasiswa yang bereaksi lagi.
***
"dimana febi?" tanya seorang wanita paruh baya bersama dengan lelaki yang umurnya tidak jauh berbeda. mereka adalah kedua orang tua febi. dengan nafas terengah-engah mereka menghampiri ruang panitia.
"febi sedang tenang bu, ia sedang beristirahat, silahkan kami antar" jawab seorang panitia wanita mencoba menenangkan kedua orang tua febi. terlihat wajah mereka yang sangat khawatir dengan anak semata wayang mereka.
"tante..."
jam menunjakan pukul 02.15 dini hari. kali ini panitia membangunkan peserta lebih tenang dengan menepuk pundak masing-masing peserta membangunkan mereka secara perlahan, tidak lagi menggunakan pengeras suara dan bunyi sirine. keadaan sekitar gelap benar-benar gelap tanpa ada pencahayaan, bahkan saat terbangun dan diinstruksikan untuk berbaris di lapangan sesuai kelompok, cukup sulit karna tak adanya pencahayaan, satu satunya pencahayaan adalah sinar rembulan yang masih bersinar terang di atas langit sana.
"ketua kelompok maju" panitia acara menjelaskan aturan permainan mengumpulkan stiker yang akan didapat dengan cara mencari 5 pos yang sudah dititikkan tempatnya dan menyelesaikan tugas yang diberikan dari setiap pos, jika tugas terselesaikan maka stiker akan diberikan, permainan ini mencakup 5 asas (kejujuran, keterampilan, kekuatan) dimana semua bertujuan untuk seberapa kompak suatu kelompok menjalin kerjasama antar kelompok masing-masing. permainan akan dimulai pukul 02.30 dan akan berakhir saat adzhan subuh berkumandang.
"huaaaaaa" teriakan itu kembali terdengan dari arah gedung kosong sisa kebakaran dimana pos 3 berada. salah satu peserta kembali berteriak lagi, kali ini peserta sedang berada dibawah pohon besar yang dihimpit antara dua gedung kosong dimana itu tempat pos 5 berada. mahasiswa yang berteriak tadi langsung ditenangkan oleh panitia yang berjaga dipos tersebut agar tidak mengganggu fokus mahasiswa lainnya. tidak menimbulkan keributan lain. mahasiswa lain hanya mendengar terikan itu sekilas dan kembali melanjutkan tugas mereka walau batin mereka bertanya 'ada apa?'. kini panitia-panitia yang berjaga disetiap pos makin memperhatikan para mahasiswa agar tidak ada lagi yang kehilangan fokusnya.
adzhan sudah berkumandang, para peserta sudah berbaris rapih di lapangan seperti biasanya. matahari mulai menampakkan cahayanya, kini aku bisa menarik nafas panjang setelah melalui malam yang begitu panjang.
*part 5*
hari ini hari terakhir dari rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru tahun 2014.
setelah berolahraga dan membersihkan lingkungan kampus, agenda selanjutnya yaitu menyaksikan demo ekstrakurikuler kampus, kegiatan yang cukup menarik. masing-masing ekstrakurikuler mempresentasikan kegiatan mereka, berlomba menonjolkan kelebihan mereka agar dapat menarik minat para mahasiswa baru yang sedang menyaksikan mereka. giliran ekstrakurikuler teater menunjukan kegiatan mereka, mediasi adalah kegiatan yang mereka pilih untuk dipertontonkan, pagi itu seluru mahasiswa diajak untuk menyatu dengan alam bermeditasi diri. bagi ku kegiatan meditasi ini cukup dapat menenangkan fikiran, bahkan tanpa sadar membuat ku tertidur.
dilanjutkan dengan demo dari ekstrakurikuler pencinta alam, kali ini kami para mahasiswa baru yang tertarik dengan kegiatan alam untuk maju ke panggung untuk ikut mempresentasikan kegiatan bersama mereka.
"ren cowo itu lagi"
lelaki yang memberikan ku pot itu berdiri dari duduknya dan maju, berbaris bersama senior senior dari kegiatan pencinta alam tersebut. cara memasang tenda dan cara memanjat dinding adalah. setelah seluruh kegiatan menunjukan garis besar kegiatan mereka, acara dilanjut dengan perlombaan kreatifitas antar jurusan, tiap jurusan menampilkan penampilan mereka semaksimal mungkin walau cuman mendapatkan 1 hari untuk memikirkan ide dan merealisasikannya tetapi ajang kreatifitas ini cukup bagus dan sangat menghibur bagi semua peserta. hari terakhir ini suasana sangatlah berbeda seakan sekitar sudah berbaikan dengan kegiatan kami, tidak ada lagi suasana dingin dan hampa seperti hari kemarin, tidak ada lagi mahasiswa yang bereaksi, semua semangat berbahagia mengikuti rentetat acara di hari terakhir ini. seakan kejadian kemarin hanyalah mimpi pewarna tidur.
acara telah usai, seluruh mahasiswa mulai akrab satu sama lainnya, dapat dilihat dengan betapa bahagianya mereka semua bergembira saling mentertawakan betapa lucunya prilaku mereka selama acara, mereka berfoto bersama, bertukar kontak bahkan mungkin akan ada yang mendapatkan cintanya setelah acara ini. acara penyambutan mahasiswa baru memang telah usai tetapi tugas yang diberikan untuk kami kerjakan setelah acara belumlah usai. sabtu nanti kami diwajibkan untuk berkumpul diaula kampus dengan membawa tugas yang telah diberikan. tugasnya tidaklah susah, kami hanya perlu menceritakan kembali kegiatan yang kami lakukan selama 3 hari kemarin.
"ren nyari siapa?" tanya milen sembari menaruh barang bawaannya ke dalam mobil "len cowo yang hari pertama itu mirip rain enggak menurut lu?" tanya ku yang juga sedang menaruh barang bawaan ku delam mobil "enggak tau ren, gua kagak merhatiin" jawab milen "woy ayo pulang. rumpi aje" oceh yeol yang ternyata sudah menunggu kami di kursi kemudi. "yeol bisa nyetir?" tanya ku cemas, karna aku tau kita semua sedang letih "bisa. selow" yeol menjawab dengan senyumnya. "besok kita ada jam kuliah enggak?" tanya ku memulai percakapan menghilangkan keheningan dalam mobil "ada jam 8" jawab milen "gila jam 8, bisa bangun kagak nih gua?" timpal yeol tetap fokus dengan kemudinya "tapi dipindah hari kok, jadi besok kita ada kelas jam setengah 2" milen yang sibuk mencari lagu dari layar handphonenya "ah sial lu ngagetin, kalo gitukan gua bisa tidur bagai aurora, ren besok mau disamper jam berapa?" "kagak bakal dijawab" yeol menolehkan pandangannya kearah ku "si bego tidur" ucapnya kesal "yaudah besok chat aja mau berangkat jam berapa" "lu tidur juga gih len" "terus lu?" "gua seger kok".
resmi benar benar resmi, aku kini seorang mahasiswi, dengan gaya casual, kaos pink polos, jeans jacket sebagai outwear berpadu sneaker pink dan backpack pink juga, dengan tambahan binder pink yang tidak ku masukkan kedalam tas melainkan ku jinjing dengan penuh gaya. begitulah aku mengekspresikan diri ku dihari pertama perkuliahan.
aku, milen dan yeol, kami bertiga mendapatkan teman baru yang akhirnya membuat kami tidak lagi selalu bertiga. "ren... irene. woy liat itu" ucap milen memutuskan obrolan ku dengan nisa teman sekelas ku "apa sih?" "itu liat" milen memajukan bibirnya mengikuti gerakan seorang laki-laki seolah menunjuk dengan jarinya "mirip kan len?" ucap ku spontan memperhatikan lelaki itu "eh kok dia masuk kelas kita?" "ini kan kelas umum len semua juruan bisa ikut, mirip kan?" "gila sih iya ternyata" "kan mata gua kagak salah" lelaki yang sedang kami bicarakan dia duduk dikursi belakang dengan teman-temannya dan melepaskan senyum kepada ku, entah dia senyum saat melihat ku atau dia senyum untuk orang lain tapi senyum itu mampu membuat ku malu seolah tertangkap sedang memperhatikan seseorang. "gila len dia senyum" aku segera membalikan badan ku dan kembali menghadap ke depan "yah gimana kagak senyum, kita ngeliatin dia tuh dari dia lewat depan kita nyampe dia duduk" aku hanya tersenyum mendengar penjelasan milen.
"yeol ayo pulang" ajak ku saat melihat yeol yang sedang sibuk berbincang dengan grombolan anak laki-laki dari jurusan kami "duluan woy, kalo mau spering kabarin" yeol bergegas menyambar tasnya lalu menghampiri ku dan milen. "ren, yeol udeh punya temen nanti kita kagak bisa nebeng mobil lagi nih" ledek milen saat kami sedang menuruni tangga menuju parkiran. "weh iya, nanti kalo gua ada futsal kalian gimana?" "naik umum atau minta jemput mungkin" jawab ku "bagus. kalian mandiri" yeol tertawa mendengar ucapannya sendiri, aku dan milen meliriknya dengan sinis. "eh sabtu kita ngumpul?" tanya yeol yang kini fokus dengan kemudinya "iya. kerjain tuh tugasnya" jawab milen yang sibuk mencari lagu dari layar ponselnya "kita kerjain bareng lah" tawar yeol membesarkan volume player music mobilnya "sikat. kamis jam 3 di mcdonalds" ucap ku semangat "gua ikut" jawab milen "oke sepakat" ucap yeol.
"ren ngerjain tugas acara kemaren bareng dong" tanya gerald sembari duduk disebelah ku "boleh, gua, milen, yeol mau ngerjain bareng juga, kalo lu mau ikut boleh nanti jam 3 di mcdonalds" jawab ku mengeluarkan buku dari dalam tas ku. hari ini aku ada kuliah umum mata kuliah kalkulus, yang artinya lelaki itu akan ada dikelas yang sama dengan ku, saat bertemu dengannya dikelas 4 hari lalu aku tidak memperhatikan namanya dan setelah itu aku belum melihatnya lagi disekita kampus. "kosong enggak?" tanya seorang lelaki dengan menunjuk kursi disamping ku "orangnya lagi ke toilet" jawab ku yang sedang asyik mengobrol dengan "ke toilet mulu" ucap lelaki itu membuat ku spontan mengubah posisi duduk ku dan mengahadapnya "eh" aku hanya menunjuknya dan lelaki itu tersenyum dan pergi duduk dikursi kosong yang berada tepat dibelakang kursi yang ia tanyakan tadi. "gua jantungan gimana nih" aku mengirimkan pesan chat kepada milen "hahaha" balas milen yang hanya tertawa.
"nanti sibuk enggak?" lelaki itu menepuk pundak ku dengan pulpennya "hah?" jawab ku terkejut "ngerjain tugas bareng" ia kembali bertanya "oh iya" jawab ku singkat karna aku masih tidak dapat mencernya kejadian ini. kelas kalkulus akhirnya selesai, aku dan yang lain sibuk dengan pembahasan tentang kuliah hari ini. "nomer lu dong" lelaki itu memberikan ponselnya kepada ku, aku terdiam entah seperti badan ku berhenti bekerja. "nih" milen menarik ponsel itu dari ku dan memberikan ponsel yang sudah ia ketikan nomer ku itu kembali kepada sang pemilik, lelaki itu hanya tersenyum, lalu berjalan menuju luar kelas "manis sekali senyumnya" batin ku berucap. "kebiasaan begonya kumat kalo lagi dideketin cowo" milen yang kesal meninggalkan ku dari kelas "enggak gitu len tunggu" aku segera membereskan barang barang ku tanpa memasukkannya ke dalam tas.
"ren... ke kelas ren" pesan teks dari yeol itu muncul dilayar handphone ku "gua baru sadar kalo kita enggak sama yeol" ucap ku menyerupun minuman ditanggan "yah lu mikirin cowo itu mulu, jadi lupa sama yeol" ledek milen "ah sial" aku dan milen bergegas pergi dari kantin menuju ruang kelas selanjutnya.
"20ribu pertama" fadlan mengeluarkan selembar uang berwarna hijau itu dari dompetnya, diikuti anak-anak lainnya. aku sedang berkumpul bersama para lelaki di jurusan ku, kami menunggu dosen pengajar datang untuk kelas selanjutnya. "ren, belanja ren" hans menyerahkan sejumlah uang yang tadi telah mereka kumpulkan kepada ku "beli cemilan asin sama manis, jangan lupa minumnya" jelas fadlan "dih sial gua yang jalan" omel ku "lu cewe satu-satunya disini ren, kalo cewe yang belanjakan bisa itung budget" ucap rendi membujuk ku "repotin aje lu semua" rengek ku yang kesal dengan mereka "belanja sama gua ren, gua mau ke minimarket juga" gordy menawarkan dirinya. "kelas farmakologi hari ini ganti hari, ini pilihan hari sama jam yang dikasih dosennya" perwakilan kelas memberikan pengumuman yang diamanatkan kepadanya, kelas terakhir hari ini ditiadakan karna urusan mendesak dosen pengajar. "ngerjain tugasnya disini aja, kita juga udah siap cemilan" usul rony setelah perwakilan kelas itu menyelesaikan pengumumannya.
"kalian ngerasa aneh enggak sih sama kejadian pas acara minggu lalu" fadlan membuka obrolan anehnya, membuat anak-anak yang sedang mengerjakan tugasnya terdiam "kalian ngerasa juga enggak?" fadlan mengulang pertanyaannya "iya gua juga ngerasa aneh" rendi mengklik jempolnya yang berada pada kepala pulpen yang dia gunakan untuk menulis "lu berdua juga aneh selama acara" fadlan melontarkan pertanyaan itu untuk ku dan gandis "itu karna mereka capek dlan, enggak ada yang aneh kok" yeol menyangkal pertanyaan yang dilontrkan fadlan. "kalian tau enggak kalo ada temen sejurusan kita yang meninggal?" kamal mulai masuk dalam rasa penasaran fadlan. pertanyaan kamal membuat semuanya semakin terdiam, hawa dingin itu kembali datang, aku terdiam menyimak alur pembicaraan ini. "siapa yang meninggal? dapet gosip dari mana lu?" tanya fadlan semakin penasaran dengan arah percakapan yang ia buka. "namanya cika, almarhum meninggal sehari sebelum acara hari jumat dimulai" ucap ranti dengan suara datarnya memecahkan keheningan. ranti mulai ikut dalam percakapan ini. "tapi almarhum tetap datang dan tetap mengikuti acara ini" ranti melanjutkan ucapannya. pernyataan ranti yang mengagetkan dengan pembawaan dinginnya membuat anak-anak yang sedang berkumpul ini semakin menunjukkan rasa penasaran dan keingin tahuan mereka. "benerkan. pasti ada yang aneh" fadlan menepukkan telapak tangannya kelantai. "gais gua pamit yah, pala gua pusing" gandis merapihkan buku-bukunya lalu berdiri dari duduknya, menghiraukan anak-anak disekelilingnya "bukkk" terdengan bunyi benda jatuh dari arah depan kelas, kami dengan sigap berdiri dan mengecek arah bunyi suara itu. gandis tergeletang disana.
seluruh mahasiswa baru telah berkumpul di aula kampus sesuai dengan instruksi panitia acara saat akhir penutupan acara minggu lalu, kami juga mengumpulkan tugas yang diberikan. kakak ilyas selaku ketua BEM maju, berdiri ditengah panggung aula, membuat semua terdiam dan fokus dengan apa yang akan ia sampaikan. setelah basa basi mengucapkan terimakasi dan hal yang bersangkut dengan kegiatan minggu lalu, kini nada bicara kakak ilyas berubah seperti ia berat untuk mengatakan apa yang akan ia katakan. "saya ingin meminta maaf kepada kalian semua terlebih kepada mahasiswa farmasi, saya minta maaf tidak memberitahu kalian sejak awal, karna saya tidak mau kalian terbebani selama acara" ia menghentikan ucapannya lalu menarik nafas panjang dan berat, kami hanya fokus, aku bertanya tanya dalam hati 'apa ada yang salah dengan kegiatan kemarin?' "saya turut berduka kepada kalian, khususnya kepada jurusan farmasi" ia terus mengulangi kata-kata itu "sehari sebelum kegiatan ini dimulai, mungkin saat kalian sedang sibuk mempersiapkan perlengkapan yang kami suruh kalian untuk bawa, saat itu pula" lagi lagi ucapannya terhenti, tarikan nafas panjang nan berat itu juga diulangnya lagi "seorang teman kalian bernama cika putri purnama mahasiswa fakultas sains jurusan farmasi 2014, tidak dapat mengikuti kegiatan kemarin bersama kalian, walaupun beliau telah mempersiapkan segalanya, tetapi tuhan lebih cinta dengannya, almarhum meninggalkan dunia setelah mengalami kecelakan sepeda motor di trowongan bawah tol dekat rumahnya, saat itu beliau sedang mencari perlengkapan yang akan ia bawa keesokan harinya. beliau mengendarai sepeda motor dengan laras verina teman satu jurusannya. untuk laras, kita dapat bersyukur karna dia selamat meski mengalami patah kaki dan lengan" kakak ilyas memberikan jeda untuk ceritanya, air mata mulai keluar dari pelipis matanya, begitu pula mahasiswa yang mendengarkan ceritanya, meski aku tidak tahu cika itu seperti apa karna akupun belum pernah berkenalan dengan mahasiswa lain. "seharusnya kabar ini kami panitia ceritakan pada kalian dihari pertama sebelum kegiatan dimulai, karna dengan begitu kejadian hari kedua yang kalian semua alami tidak akan terjadi seramai itu. kami tulus meminta maaf kepada kalian semua" tak ada seorangpun berucap menanggapi permintaan maaf kakak ilyas, semua mahasiswa masih memproses perkataan yang kakak ilyas sampaikan. "untuk mengenang almarhumah, saya meminta kalian untuk berdoa bersama, agar almarhumah dapat pergi dengan tenang" kakak ilyas memandu doa bersama, seluruh mahasiswa mengikuti arahan dengan perasaan hampa.
gandis, ranti dan cheril memilih untuk tinggal bersama disebuah tempat kost samping kampus, karna mereka bertiga juga ikut dalam organisasi ekstrak yang sama, itu keputusan yang tepat bagi mereka. kostan itu kini menjadi tempat kami berkumpul saat kelas kosong atau saat jeda lama menunggu kelas satu dengan kelas yang lainnya.
"kan gua bilang juga apa, ada yang aneh pas acara kemaren" ucap fadlan antusias membuka kembali obrolan tempo hari "apanya yang aneh sih? orang meninggal kok aneh" timpal cheril tidak suka denga apa yang diucapkan oleh fadlan. "bacot lu semua, nih makan" oceh rendi meletakkan nampan berisi piring dengan ayam crispy dan saus diatasnya. "dis lu sakit?" tanya milen melihat raut wajah gandis yang begitu pucat "ah enggak cuman masih rada pusing aja" jawabnya sembari meneguk sebotol air mineral yang ada dihadapannya. aku cemas dengan sikap gandis setelah ia pingsan di depan kelas, dan pengumuman mengejutkan hari ini pun membuat gadis itu semakin lemah, entah apa yang sedang dibebaninya.
kami sedang beristirahat merebahkan diri, secara tiba-tiba gandis menangis, sudah pasti ada hal aneh yang terjadi pada gandis setelah ia pingsan di depan kelas. para lelaki itu panik, hanya kamal yang tetap tenang dan fadlan yang malah terlihat antusia bercampur khawatir. "gandis kenapa?" ranti bertanya dengan suara lembutnya, kannya dan cheril memijat lengan dan kaki gandis. gadis itu masih menangis. "cika kamu kenapa? slah gandis apa?" kini nada bicara ranti mulai meninggi dan tegas, ucapan ranti tadi seketika membuat kami terdiam.