Rabu, 16 Agustus 2023

HIDUP DALAM SEBUAH CERITA

*BLANK LIFE*

"Heiii... pacarnya dika yah ? Dapet salam dari dika" "hmmm... iya, makasih" "enggak nitip salam balik ?" "Iya salam balik" "jutek banget neng" setelah mengucapkan kalimat terakhir itu kau berlalu dengan mencolek dagu ku dan bermain dengan mata genit mu. Pertemuan dan perkenalan kita berawal tidak begitu baik, kamu yang begitu so akrab dengan ku dengan segala keisengan yang kau buat terhadap ku, bahkan sejak saat itu aku pernah berucap untuk tidak bertemu dengan lelaki seperti mu lagi.
Memasuki semester baru, perpindahan kelas itupun terjadi. takdir dan kehendak tuhan lebih kuat dari doa yang pernah ku lontarkan saat itu. Kini aku bertemu dengan lelaki itu lagi, lelaki yang tempo itu dengan kurang ajarnya mencolek dagu ku dan berlalu tanpa kata maaf hanya terlontar senyum kemenangan dan kedipan mata genit itu.
"Heiii kita sekelas yah" sapa lelaki itu dengan senyum manis dibibirnya "mungkin" dan aku yang masih dengan datarnya menjawab pertanyaan lelaki itu "masih jutek aja" kali ini ucapannya hanya ku balas dengan senyum malas dan berlalu darinya sebelum kejadian tempo hari itu terulang kembali.
Hampir 3 bulan lamanya aku berada dalam kelas ini dan hampir 3 bulan juga lelaki itu terus mengganggu ku dengan sapaan sapaan nakalnya yang selalu berakhir dengan senyum sinis dari ku.
"Hei..." lagi lagi dan lagi lelaki itu menyapa ku, kali ini ia tak ingin diabaikan terus menerus oleh ku dengan sigap ia menarik tanggan ku dan medekatkan mukanya mendekat dihadapan ku "jangan jutek jutek jadi cewe nanti enggak ada cowo yang mau deketin lu" bisik cowo itu dan pergi menjauh dari hadapan ku tanpa lupa menjaili ku dengan mencolek dagu ku lagi. "Dia romi kan ? Satu kelas sama kita ? Kalian pacaran ?" Tanya aghata heran melihat tingkah romi terhadap ku tadi "enggak.! Yuk masuk" jawab ku ketus. Omongan lelaki itu kali ini cukup membuat ku berfikir ulang tentang sikap ku terhadapnya. Memang yang mengatakan bahwa aku termasuk wanita jutek bukan hanya lelaki itu, banyak dari teman teman ku mengatakan pada awal mengenal ku mereka berfikir aku adalah wanita jutek yang mungkin tidak peduli dengan lingkungan sekitar.
'Untuk wanita manis yang jutek' secarik kertas bertuliskan kalimat itu menempel dimeja kursi tempat aku biasa duduk dengan ditemani 2 batang coklat dan setangkai bunga mawar pink. "Dari siapa ra ?" "Tau paling cowo salah sasaran" 2 coklat dan 2 bunga mawar itu ku satukan dan kuletakkan begitu saja diujung meja tanpa ku pedulikan lagi. "Itu enggak salah sasaran kok, coklat sama bunga itu emang buat lu" ucap seorang lelaki yang membuyarkan canda ku dengan aghata "apa yang membuat lu punya hak untuk ngomong kaya gitu" "karna gua yang ngasih dan naro coklat sama mawar itu disini, dan itu teruntuk lu. Cewe jutek yang sejak awal gua kagumin" jelas lelaki itu dengan begitu lantangnya membuat ku hanya terdiam begitu juga teman teman kelas yang lain yang sekarang memfokuskan pandangan mereka terhadap kami.
Setelah kejadian hari itu entah mengapa aku seperti terhipnotis olehnya, dia yang dahulu ku benci kini mulai membuat ku tersenyum dan berteman dengannya, tapi dia tetap dengan sifat jailnya. "Bagaimana caranya supaya gua enggak kehilangan lu" romi membuka suasana dingin diantara kami "maksudnya ?" "Gua mau lu jadi pacar gua, gua sayang sama lu, gua enggak mau kehilangan lu" jemari itu menggenggam jemari ku lembut dan menciumnya perlahan "jadi jawaban lu ?" "Yes I want" jawab ku singkat kali ini dengan senyum termanis yang ku miliki "gua berhasil buat hati lu luluh ra... gua sayang lu ra..." lelaki itu memeluk ku berulang kali entah sebahagia apa yang sedang ia rasakan saat ini, yang ku tau kebahagiaan itu sama seperti yang kurasakan.
Pertemuan yang menjengkelkan dulu, kini telah menjadi sebuah kebahagiaan karna kita tidak akan pernah tau sesuatu apa yang akan terjadi setelah hari ini bahkan setelah detik ini. Seperti aku yang tak pernah sedetikpun memikirkan bahwa lelaki yang ku benci itu kini menjadi kekasih ku dan menjadi lelaki yang perlahan mulai ku cintai.
Hubungan ini hampir berjalan 1 tahun dan ditahun pertama ini entah apa yang sedang romi rencanakan, ia selalu mengingatkan ku untuk tidak memiliki kegiatan apapun pada tanggal 1 juli nanti, aku hanya mengiyakannya tanpa ingin mencari tau hal apa yang sedang ia rencanakan.
"2 jam lagi aku jemput yah, kamu siap siap" "mau kemana ?" "Udah rapih rapih aja dulu". "Kamu mau ngajak aku kemana sih ?" "Udah enggak usah bawel nanti juga tau" "kan bete" "jangan bete bete nanti cantiknye ilang" "au amat rom au amat".
Meja bundar dipinggir kolam renang dengan dua kursi yang saling berhadapan dihiasi lampu lampu cantik dikelilingi lilin lilin berbentuk hati dan taburan mawar pink dan biru ikut mengelilinginya. Suasana romantis seperti ini yang romi telah rencanakan selama hampir 1 bulan ini, sederhana tetapi begitu romantis dan mampu membuat ku terpanah karna keindahannya. "Rom..." ucapku terpanah dengan konsep dinner kali ini walau hanya diadakan ditaman pinggir kolam renang rumah romi "just for my spesial woman who I love more than anythink" "aku sayang kamu rom" ku peluk tubuh kekarnya yang kokoh berdiri disamping ku "mypleasure my girl, aku juga sayang banget sama kamu" romi balas memeluk ku dan kini ia mencium kening ku. Malam ini indah alam seakan tau kebahagiaan yang sedang kami rasakan langit berbanjir bintang bintang cerah nan indah aku seakan tak ingin mengakhiri malam indah ini, moment yang romi buat sebegitu gigihnya. Romi memang tipikal lelaki romantis sejak pertama ia mendekati ku tetapi aku tak menyangka segala ini akan ia perbuat dan ia persembahkan untuk moment satu tahun hubungan kami. Aku masih terdiam terpana akan decorasi indah yang ada dihadapan ku, taman kolamrenang belakang rumah romi yang setiap harinya biasa saja layaknya taman kolamrenang lainnya untuk malam ini berubah seakan sulaplah yang merubah taman ini.
"Makasih udah mau sabar dan terus nemenin aku satu tahun ini" ucap romi memecahkan keheningan malam itu "begitu juga kamu, terima kasih untuk segala rasa sayang itu" pandangan ku benar benar tak hentinya melihat keadaan sekeliling ku. Romi menggenggam jemari ku dengan lembut "rara..." "hem..." "aku enggak mau malem ini berakhir" "begitu pula aku" "ra..." "hem..." ku alihkan pandangan ku dari keadaan sekitar dan kini fokus memandangnya "kita haru terus kaya begini yah, promise" "yups, and you to" "yes I will".
Tak hanya alam yang mengerti akan kebahagiaan kami, waktupun seakan ikut mengerti entah sudah berapa lama kami menghabiskan waktu disini tapi waktu enggan berjalan dengan cepat, seakan ia mengikuti kami bukan kami yang mengikutinya.
Kini kami sedang asyik tertidur diatas rerumputan taman ini dan menyaksikan bintang bintang terang itu bersinar, sesekali kali kami menata percakan menuju arah yang lebih jauh percakapan tentang masa depan kita bukan hanya tentang masa depan aku ataupun masa depan romi tetapi lebih kemasa depan kita bersama masa depan hubungan ini. "Tunggu disini sebentar yah, aku mau kedalem dulu" romi pergi meninggalkan ku dengan aku yang lagi lagi masih fokus pada bintang bintang dilangit.
"Rom jangan iseng deh" romi datang dengan kejailannya, ia menutup kedua mata ku dengan kedua telapak tangannya "only for my spesial girl, happy anniversary one year beby" ia melepaskan tanggannya dan memberikan sebuah kado yang lumayan cukup besar "rom..." aku masih terpaku dengan semua rencana romi malam ini, semua begitu terencana rapih. entah sudah berapa kali lelaki ini ku peluk malam ini, malam yang benar benar indah dan membuat ku berharap agar malam ini tidak berlalu dengan cepatnya. "Buka dong" "iye nih dibuka" hadiah yang dibalut dengan kertas kado berwarna pink dengan motif minnie mouse yang begitu lucu itu ku buka perlahan. "Rom... makasih" lagi dan lagi ku peluk lelaki dihadapan ku ini "pleasure sayang" romi mendaratkan kecupan itu tepat diubun ubun kening ku. Boneka minnie mouse kartun favorite ku itu lah isi dari kado pemberian romi, tak hanya itu bingkai kaca bertuliskan puisi tentang cintapun menjadi kado kedua setelah boneka dan tak akan luput sebuah surat dan coklat terdapat didalam bungkusan kado yang tadi ku buka.

*PERTAHANAN ITU RAPUH*

"Ra... liat ini ra *pict*" sebaris kata dan foto capturan sebuah kontak bbm yang aghata kirimkan pada ku. "Itu serius status bbmnya romi ?" Melihat foto yang aghata kirim pada ku sontak membuat jantung ku berdegup kencang menahan rasa sakit karna secarik foto. Foto yang menunjukkan bahwa aku tak hanya satu satunya kekasih yang romi miliki, entah harus marah seperti apa karna aku sudah cukup letih dengan segala permainannya selama 2 setengah tahun ini. "Iya ra itu bener status bbmnya romi, nih gua kasih yang punya cewenya juga *pict*" entah apa yang dirasa oleh jantung ini. Foto ke2 yang aghata kirimkan pada ku semakin menguatkan degup jantung ini seolah aku sedang lelah sehabis berlari jauh. "KITA PUTUS" entah berapa kali kata itu terlontar dari mulut ku ataupun dari mulut mu. 2 setengah tahun hubungan ini telah kita lewati, banyak bumbu bumbu yang telah tertabur dalam kuah hubungan ini dan kata kata 'PUTUS' itu yang sering terlontar dari bibir ku ketika aku lelah bertengkar dengan mu dan bertengkar dengan kepercayaan ku terhadap dirimu. "Yaudah kalo itu mau kamu, kali ini aku enggak akan mempertahankan hubungan ini" "karna kamu udah punya yang lain selain aku.!" "Aku udah bilang dia itu cuman ade aku doang" "ade ketemu gede.! Kalo emang cuman ade kenapa harus ada tanggal jadian begitu.!" "Kamu terlalu cemburuan tau enggak.!" "Cewe mana yang enggak cemburu cowonya punya tanggal jadian lain sama cewe lain trus dijadiin status bbm.!" "Terserah kamu mau percaya sama aku atau enggak, yang penting aku udah jujur sama kamu kalo pacar yang aku punya yang aku sayang itu cuman kamu". Selalu seperti itu kalimat sanggahan yang romi ucapkan tiap kali tertangkap memiliki kekasih lain selain aku. Sekali dua kali aku masih bisa memaafkannya dan kembali membangun kepercayaan terhadapnya, tapi manusia punya batas lelah dan batas kesabaran dalam segala hal. Kini aku telah letih

*PERDAMAIAN MASA LALU*

Tak pernah dapat ku pungkiri bahwa kau masih tetap menjadi lelaki yang selalu dapat membuat diri ini merindukan mu, mungkin saat ini bukan hanya dirimu yang ku rindukan tetapi segala kenangan pahit manis yang dulu pernah ku lalui saat bersama mu, bahkan kenangan paling bodoh pun dapat membuat diri ini rindu akan semua itu. Entah kami 2 insan yang berlindung dalam kegengsian karna masih sama sama mempunyai rasa yang sama tetapi lebih memilih berpisah karna mungkin berpisah lebih baik dari pada terus bersama tetapi tertekan dan tidak nyaman.
Atau memang perasaan itu telah pudar diantara kami.

Jumat, 19 Juni 2020

DONT LET THEY KNOW

Senin pagi, seperti biasa pagi yang sibuk setelah seharian berlibur. aku irene, gadis 19 tahun yang sangat bersemangat untuk menjalani hari ini, hari dimana aku akan berangkat menuntut ilmu nan cukup jauh jaraknya dari rumah ku, bertemu populasi manusia baru yang belum pernah kutemui. dengan menggunakan pakaian bebas, santai namun tetap rapih dan tidak lagi menggunakan seragam sekolah dengan aturannya selama 12 tahun ini. hari ini tepat dimana aku akan menjadi maha dari pada siswa. yups benar aku kini seorang mahasiswi, mahasiswi baru fakultas sains dan teknologi jurusan farmasi salah satu kampus swasta di jakarta.

"ren... kamu berangkat sama siapa? kok teman mu belum ada yang jemput? ayah antar saja yah?" ucap lelaki paruh baya dengan atasan bertelanjang dada dan sarung yang melingkar di pinggangnya, ia sedang asyik menyuruput kopi hitam pagi sembari membaca koran hari ini, kegiatan rutinnya setiap pagi sebelum berangkat bekerja.

"enggak usah yah, yeol sama milen udah pada di jalan, dikit lagi juga mereka manggil" ucap ku yang sedang sibuk menyendok sarapan ku.

yeol dan milen, mereka teman satu kelas ku saat di sekolah menengah. aku dan milen, kami dekat karna kami berada pada satu circle pertemanan yang sama sedangkan dengan yeol, kami biasa pulang sekolah bersama, rumah kami searah dan jarak antara rumah ku dengan yeol yang tidak terlalu jauh. saat mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di kampus ku, kami tidak sengaja bertemu, dari saat itu kami baru mengetahui bahwa kami akan bersama lagi karna jurusan yang kami pilih sama.

"udeh siap ren?" tanya milen bertepatan dengan pintu mobil yang baru ku buka. 

"udeh, lebih dari siap bahkan. kalian gimana?" tanya ku

"siap terus dong" jawab yeol.

Butuh 1 jam perjalan dari rumah ku menuju kampus, melewati padatnya kota jakarta dihari pertama masuk kerja setelah seharian berlibur.

seluruh mahasiswa baru sudah berkumpul di audiotorium kampus, kami duduk berderetan karna kami belum berbaur dengan mahasiswa lain jadi kami memutuskan untuk menempel satu sama lain.

"kursinya kosong enggak?" seorang lelaki bertanya pada ku

"yang punya lagi ke toilet" jawab ku tanpa mengalihkan pandangan kepada si pembicara. mendengar jawaban dari ku, lelaki itu bergeser selangkah dan mengisi kursi kosong dibarisan sebrang barisan ku.

acara penyabutan dimulai pada pukul 8 siang, kami mendengarkan pidato penyambutan dan perkenalan dari rektor, lalu dilanjutkan dengan perkenalan sejarah kampus. hingga jam makan siang acara diistirahatkan. setelah makan siang dan sholat acara penyambutan dilanjutkan kembali dengan seminar tentang pendidikan hingga petang datang, acara seminarpun selesai. Keesokan harinya kami tetap berkumpul di audiotorium dengan agenda pengenalan kampus dari ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan ketua setiap fakultas dan jurusan, begitu pula untuk hari ketiga kami kembali berkumpul di audiotorium dengan agenda pengenalan dari organisasi-organisasi di kampus ini.

hari keempat kami diberikan waktu istirahat untuk mempersiapkan keperluan yang akan kami butuhkan selama tiga hari kedepan, dimana kami akan diperkenalkan dengan agenda kepemimpinan kampus melalui serangkaian kegiatan yang sudah disiapkan oleh para panitia kegiatan penyambutan mahasiswa baru menurut standar kampus, agar kami dapat cepat akrab dengan mahasiswa lain dan diharapkan dapat bahu membahu selama kami menjadi mahasiswa, karena sebagai mahasiswa kamilah yang akan memimpin bangsa dan negara ini kelak, begitu dalih yang para panitia berikan kepada kami agar kami mengikuti acara ini.

"ren, temenin gua nyari barang bawaan yang disuruh yuk cari barengan" popup chat yang muncul pada layar handphone ku dan tertulis 'yeol' pada nama pengirimnya.

"oke, jam 10 gua tunggu di rumah, gua rapih rapih dulu". jawab ku membalas chat itu.

kami mendatangi pasar dan pusat perbelanjaan untuk melengkapi kebutuhan yang kami perlukan.

"udah lengkap semua nih, jalan dulu yuk atau nonton, gua lagi males pulang ke rumah masih sore begini" tawa yeol sembari meletakkan plastik belanjaan kami kedalam mobil

"yuk ada film bagus kayanya".

kami kembali masuk kedalam pusat perbelanjaan, menuju bioskop.

"yeol, gua mau ke toko skincare itu dulu. lu duluan aja" pamit ku

"yah enggak serulah kitakan harus milih filmnya bareng jangan pilihan gua doang, gua ikut lu aja" dengan cepat yeol menahan lengan ku

"yaudah"

kami memasuki toko skincare yang ingin ku tuju.

"yeol, bagusan warna yang mana?" ucap ku menunjukan dua buah lipstick yang menarik perhatian ku

"yang oren lebih manis dipaduin sama bibir kamu" jawab seseorang disebelah ku, suaranya tidak ku kenal. seketika aku membalikkan tubuh ku kearah suara itu berasal "yeol kemana?" batin ku bertanya, lelaki yang menjawab ucapan ku bukanlah yeol. lelaki itu memandang ku dengan senyumannya yang manis.

"nyariin siapa?" tanya lelaki tersebut dengan tetap tersenyum manis

"maaf mas, saya fikir teman saya" aku segera berlari kecil menghindari lelaki tersebut, rasanya malu karna salah mengira orang lain yang tidak ku kenal sebagai yeol teman dekat ku.

*part 2*

Hari ini kami diwajibkan berkumpul tepat jam 3 sore, seluruh mahasiswa baru diharuskan sudah berkumpul lengkap dengan perlengkapan yang diwajibkan untuk kami bawa. Sebagai kegiatan pemeliharaan lingkungan, masing-masing mahasiswa diwajibkan membawa satu tanaman berbuah. itu hal yang ku lupa sepertinya aku meninggalkan tanaman ku tergeletak di balai rumah, tadi aku menunggu yeol dan milen menjemput, dengan bersantai di balai yang ada di halaman rumah ku.

"gimana ren nasib lu?" tanya milen cemas

"enggak tau, mungkin gua bakalan dapet hukuman" jawab ku pasrah, karna aku sudah mencari penjual tanaman dekat kampus, tetapi aku tidak dapat menemukannya sepagi ini.

"yeol kemana lagi, nih anak ngilang aja, udeh tau lagi genting" milen memperhatikan sekitarnya dengan mulut mengoceh

"nih buat lu, tenang aja gua bawa banyak kok jaga-jaga kalo ada yang enggak bawa" ucap seseorang menjulurkan sebuah pot tanaman kepada ku. aku hanya terdiam sembari menelaah wajah lelaki yang secara tiba tiba datang dan memberiku sebuah pot berisi tanaman itu.

"makasih loh" jawab milen menerima pot tanaman yang lelaki itu berikan 

"ren bilang terima kasih dia udah nyelametin lu dari hukuman" ucap milen menyenggol lengan ku yang masih menelah wajah lelaki di hadapan ku. 

"mas yang di toko skincare kemarin ya?" tanya ku mulai mengenali wajah lelaki tersebut

"aku juga yang nanya kursi kosong disebelah kamu" jawabnya dengan senyum lalu pergi meninggalkan kami.

"ren lu kenal?" tanya milen heran

"enggak" jawab ku singkat

"yaudah seenggaknya lu enggak dapet hukuman dihari pertama".

"ren nih" yeol tiba tiba muncul dengan sebuah pot tanaman ditanggannya "kok lu udeh dapet" ucapnya kesal melihat pot ditangan ku "ngapain gua ribet nyariin kalau gitu" raut wajahnya terlihat kecewa

"ya maaf, gua dikasih orang, lagi lu tadi gua cariin tiba-tiba ngilang" jelas ku

"dari siapa?" yeol menarik pot itu dari tangan ku

"enggak tau, kagak kenal, kayanya dia denger gua sama milen ngobrol dan dia tiba-tiba ngasih ini begitu aja" jelas ku lagi.

"yaudah bagus deh, ini nanti gua kasih juga kalau ada yang sama cerobohnya kaya lu" ucap yeol mengembalikan pot itu kepada ku.

seluruh mahasiswa baru sudah berkumpul di lapangan dengan perlengkapan yang sudah diperiksa kelengkapannya oleh para panitia, kami berkumpul sesuai nomer yang kami dapatkan saat meregistrasi diri. aku,yeol dan milen, kami masih tetap bersama.

"ih kamu lahir 11 maret? aku 10nya" ucap seorang gadis menunjuk tanda identitas ku dan cukup antusias membahas tanggal kelahirannya yang hanya beda sehari dengan ku

"aku kannya dari fakultas sains jurusan farmasi" gadis itu menawarkan lengannya untuk berjabat tangan memperkenalkan dirinya dengan ku

"eh... aku irene dari farmasi juga" jawab ku dengan menerima jabatan tangannya. kanya mengenalkan ku kepada satu teman dekatnya bernama gandis, akupun mengenalkan milen dan yeol kepada kanya dan gandis. kami tergabung pada kelompok yang sama.

                                                                               ***

waktu sudah menunjukan pukul 4 sore. acara hari ini dibuka dengan pembacaan doa dan sebaris ucapan sapa dari ketua BEM, ketua himpunan, ketua unit organisasi, hingga ketua pelaksana acara.

kegiatan kami untuk 3 hari kedepan semua diatur oleh para senior-senior yang tergabung dalam organisasi kampus sedangkan kegiatan kami selama 4 hari lalu, diatur oleh para petinggi kampus beserta dosen dosen yang tergabung dalam program penyambutan mahasiswa baru. setelah semua peraturan yang harus kami taati selama berkegiatan sudah dijelaskan, peralatan komunikasi beserta barang berharga dikumpulkan dalam sebuah tas kecil bertuliskan nama masing masing mahasiswa dan diserahkan kepada kakak ketua pembimbing kelompok, lalu kami harus meletakkan barang bawaan yang tersisa kedalam sebuah tenda barak yang sudah disiapkan oleh panitia, terdapat dua tenda yang memisahkan antara mahasiswa perempuan dan laki-laki.

kegiatan kami dilakukan di lapangan belakang kampus. sejak kejadian tahun lalu dimana beberapa kegiatan ospek menyebabkan kematian begitu menghebohkan. kampus ini akhirnya meniadakan kegiatan ospek di luar kampus, semenjak saat itu setiap kegiatan kampus hanya dapat dilakukan di lingkungan kampus.

hari pertama kegiatan, kami memilih ketua kelompok dari masing-masing kelompok, pemberian materi tentang kepemimpinan dari para pemateri yang tidak lain adalah para alumni-alumni yang sekarang sudah menjadi pemimpin dari pekerjaan mereka masing-masing. pemberian materi dilakukan hingga jam 9 malam dengan kami diberikan jeda untuk menjalankan sholat magrib lalu kembali ke dalam kelas untuk melanjutkan materi. kami berkumpul kembali dilapangan setelah pemberian materi selesai, membentuk barisan mengikuti arahan panitia, lalu kami mulai menyantap makan malam yang terlewat malam untuk mengisi perut kosong kami. jika diingat kami terakhir mengisi perut dijam 4 tepat sebelum acara dimulai.

                                                                                     ***

"ini susu kita kasih kalian 5 botol, dari mahasiswa di depan saya sampai mahasiswa diujung belakang semua harus kebagian. jangan ada sisa apa lagi kurang, semua harus minum enggak ada yang enggak minum karna ini satu satunya air minum untuk kalian" ucap seorang panitia laki-laki menjelaskan.

aku sudah waswas sedari pertama botol itu diangkat. aku memiliki alergi terhadap susu terlebih pada susu vanila dimana mencium baunya saja perut ku sudah langsung bereaksi.

"ren kenapa?' tanya kannya yang melihat ku begitu gelisah, aku hanya terdiam cemas.

botol susu itu kini berjarak 2 orang dari tempat ku berbaris, akhirnya mahasiswa di belakang ku memberikan botol susu tersebut kepada ku, aku sudah memikirkan rencana dimana setelah aku mendapatkan botol susu itu segera ku berikan kepada kanya yang berada di depan ku.

"berenti.!" teriakkan lantang seorang panitia laki-laki yang berdiri menatap di ujung barisan "balikin botol susunya ke belakang kamu.!".

dengan bingung kannya memberikan botol susu itu lagi kepada ku, tubuh ku langsung bereaksi, keringat mulai mengalir lebih banyak, aku hanya memegangi botol susu itu tanpa membuka tutup botolnya, apa lagi meminumnya. loey dan milen, mereka memandang kearah ku, cemas. tubuh ku semakin bereaksi, lengan ku gemetar, lutut ku melemah

"kamu kenapa diem aja.! minum susunya.!" ucap panitia laki-laki itu semakin meninggikan volume suaranya

"instruksi bang, dia enggak bisa minum susu" loey berdiri dari duduknya diikuti oleh milen meyakinkan instruksi dari loey

"iya bang dia enggak bisa minum susu bang" milen ikut memberikan instruksi

"kalau emang enggak bisa minum susu bisa bilang dari awal, kenapa pake cara nipu panitia, kalian duduk dan jangan ikut campur.! kamu cepat minum susu itu seperti teman-teman mu yang lain.! kamu enggak minum, teman-teman mu yang akan menerima hukumannya" semua mahasiswa heboh berteriak tidak terima "kalian diam.! Cepat minum.!".

dengan jantung berdegup kencang dan tubuh yang melemah, ku buka tutup botol susu itu dan 'uwek' aku mengeluarkan sisa minuman dan makanan yang ada dalam perut ku. reaksi ku tadi menimbulkan kepanikan para panitia, 2 panitia wanita menghampiri ku dengan membawa minyak kayu putih dan sebotol air mineral.

"kamu harusnya bilang kalo kamu enggak bisa minum susu" ucap salah satu panitia dengan tangannya memijat pundak leher ku.

"teman saya kan udah bilang tadi kak" jawab ku lirih

"kalau beneran alergi kenapa masih dipaksa" ucap panitia lain menekankan nada bicaranya.

"gimana udah enakkan?" tanya panitia lain dengan botol air mineral di tangannya

"udah kakak" jawab ku

"kamu kita kasih tanda yah biar enggak ada yang maksa kamu minum susu, biar panitia konsumsi juga bisa nyediain air mineral untuk kamu" kedua panitia wanita itu pergi kembali ke ruangan mereka dengan diikuti panitia laki-laki yang tadi memaksa ku meminum susu itu.

"semua kembali fokus. kita masuk kegiatan berikutnya" instruksi panitia pemandu acara

                                                                                ***

kegiatan hari ini berakhir dengan kami diberikan waktu istirahat saat jam menunjukan pukul setengah 12 malam, kami diharuskan tertidur dan beristirahat tanpa ada satupun yang diperbolehkan tetap terjaga. dengan cepat suasa malam diteda terasa sunyi seluruh mahasiswa sudah tertidur lelap karna letih dengan kegiatan hari ini.

                                                                                 ***

terdengar suara sirine yang begitu kencang membangunkan kami dari tidur. "cepat.! semua cepat bangun dan berbaris rapih di lapangan cepat.!" instruksi seorang panitia menggunakan pengeras suara diiringi suara sirine dari pengeras suara lainnya, dengan masih sedikit tertidur semua peserta dengan cepat merapihkan diri, menggunakan sepatu mereka lalu berlari menuju lapangan dan berbaris rapih.

"semuanya renggangin barisan, setengah lencang kanan, lencang depan, ikutin barisan yang sudah rapih"

pagi ini kami berolahraga merenggangkan badan menunggu matahari terbit, tepat setelah matahari terbit kegiatan olahraga selesai. begitu nyaman melihat matahari terbit dengan berolahraga setelah beristirahat karna rasa letih. saat sinar matahari menyiram bumi dan tubuh kami, segar rasanya seperti sebuah daun layu yang kembali mekar.

agenda hari ini adalah pengenalan jurusan, kami dipisahkan sesuai jurusan masing-masing, setelah selesai menjalankan sholat dzuhur dan menerima materi dari senior dan dosen pemateri masing-masing jurusan, agenda selanjutnya adalah perlombaan keterampilan antar jurusan yang akan ditampilkan pada hari terakhir atau puncak dari kegiatan kami. semua bersiap menyusun konsep dan mencari ide bersama.

"ren... cowo yang ngasih tanemannya ke lu kan itu?" milen menyenggol lengan ku saat ia melihat lelaki yang sedang ia bicarakan

"oh anak teknik" ucap ku singkat saat melihat baju yang lelaki itu kenakan.

sejak dikelompokan sesuai jurusan, kami mendapatkan baju sesuai dengan warna jurusan masing-masing.

"mampus ren disenyumin" ucap milen histeris melihat lelaki itu tersenyum kearah ku

"insting dia kuat juga, tau aje kalau gua sama lu lagi ngomongin dia" ucapku menimpali 

*part 3*

langit mulai berwarna orange. kami kembali berkumpul rapih di lapangan menunggu matahari terbenam sembari membaca ulang setiap materi yang sudah diberikan. sebelum matahari benar-benar tenggelam suasana sekitar kampus ini berubah menjadi dingin, seperti ada hembusan angin kencang tetapi tidak terasa hembusannya, hawa sore ini terasa hampa dan kosong, aku mulai merasa gelisah dengan suasana ini. kannya yang melihat kegelisahan ku, menggenggam lengan ku sembari ngucap lembut "enggak ada apa-apa kok ren" aku terkejut dengan ucapan kannya seakan ia paham dengan kegelisahan ku "tenang ren gua udah biasa kok ngatasin orang yang gelisah macem lu gini" kannya berucap lagi seolah ia mengerti yang ku fikirkan, kannya tidak hanya menggenggam lengan ku tetapi ia juga menggenggangam lengan gandis, teman dekatnya yang sedari awal sudah bersamanya seperti aku, yeol dan milen. gandis pun sama gelisahnya dengan ku bahkan mungkin gandis lebih gelisah dari pada aku, keringat bercucur disekitar pundak lehernya "dis... ada gua disini" kannya terus mengulang kata-kata itu untuk menenangkan gandis.

matahari sudah menghilang dan langit sore berwarna orange itu sudah berubah menjadi langit gelap, sinar-sinar lampu mulai terlihat menerangi malam yang masih cukup mencegkam atau mungkin dapat ku bilang lebih mencekam dari hawa sore tadi. mungkin malam ini akan menjadi malam yang panjang dan melelahkan.

"kak... kakak..." seorang mahasiswi berteriak panik memanggil panitia diikuti beberapa mahasiswi lainnya,

keadaan semakin menegangkan. aku memalingkan wajah mencari arah suara teriakan tersebut, kannya semakin kuat menggenggam tangan ku karna gandis juga semakin kuat menggenggam tangannya.

"kenapa dia?" tanya seorang panitia menghampiri mahasiswa yang tadi berteriak

"enggak tau kak, tiba-tiba aja dia nangis, ditanya malah makin kejer nangisnya" jawab seorang mahasiswa lainnya menjelaskan.

"nakes" teriak panitia itu memanggil panitia kesehatan yang berjaga di lapangan.

"dek... kamu kenapa? dijawab dulu pertanyaan kakak, ayo coba sadar kendaliin diri kamu, jangan mau kalah ini badan kamu" ucap kakak maryam seorang panitia perempuan dengan menepuk pundak mahasiswa itu

"gimana yam?" panitia lain bertanya cemas

"panggil panitia cowo, biar dibawa keruang kesehatan aja" jawabnya lirih dengan sedikit melirik kearah panitia lain solah mengatakan untuk tidak membahasnya didepan mahasiswa lain.

belum kering bibir itu mengucap, kejadian yang sama terjadi bukan pada satu orang mahasiswa melainkan bertambah menjadi 5 orang sekaligus

"woy panitia ke lapangan semua sekarang" instruksi itu ia sebarkan melalui walkitalki yang mereka gunakan untuk media berkomunikasi. mahasiswa yang lain hanya mengoceh bertanya tanya apa yang sedang terjadi.

"yang lainnya berkumpul bentuk barisan saling mendekat jangan ada yang memisahkan diri, fokus pada instruksi dari panitia acara" ucap kakak maryam menghentikan kebisingan yang dibuat oleh para mahasiswa.

dengan rasa cemas dan gelisah para mahasiswa menyatukan barisan tanpa mengeluarkan suara apapun, dalam hati mereka memang cemas tetapi jika kecemasan itu diungkapkan dengan ketakutan akan memperburuk suasana malam ini yang bahkan matahari baru terbenam tepat setengah jam yang lalu, malam masih panjang untuk dilewati dengan hanya merasakan ketakutan.

peserta yang menangis dibawa ke ruangan kesehatan, panitia bertugas berjaga peserta dilapangan menjadi lebih banyak dari sebelumnya. tubuh ku semakin lemah dan rasa gelisah itu semakin kuat. walau kini kedua lengan ku digenggam oleh kannya dan milen tetapi itu tidak menenangkan ku sama sekali. keringat ku bercucur walau hawa malam ini semakin dingin.

"huaaaaaaaaaaaaaaa" terdengar teriakan dari ruang kesehatan, teriakan tersebut memancing makin banyak mahasiswa lainnya yang tiba-tiba menangis, kali ini tidak hanya menangis tetapi ikut berteriak entah apa yang sedang terjadi pada mereka seolah mereka terkoneksi satu sama lainnya.

                                                                                           ***

kami memasuki kegiatan debating antar jurusan dimana pembahasan yang akan diangkat ialah pembahasan tentang 'pengaruh sosial media dalam lingkup pembelajaran mahasiswa', setiap kelompok dibagi menjadi team positif dan team negatif. kegiatan debat cukup lama dan mampu membuat kami terbawa suasana hangat berkat perdebatan panas adu argument dengan memegang teguh argument masing-masinglah yang benar. hingga kami melupakan kejadian menegangkan beberapa saat lalu. selama kegiatan debat para panitia masih sibuk menenangkan mahasiswa yang beraksi tadi di dalam ruang kesehatan, mahasiswa mahasiswa ini masih terus berteriak, menangis ataupun tertawa tidak terkendali.

saat kami sedang asyik dengan perdebatan, kejadiaan beberapa saat lalu kembali terjadi, kali ini semakin parah dan brutal, saat salah satu mahasiswa berteriak memaki semua yang ada dihadapannya, lalu disambut dengan beberapa mahasiswa yang menangis, ada pula yang tertawa padahal tidak ada kejadian lucu apapun saat itu untuk ditertawakan. panitia acara mengkerahkan tenaga mereka untuk menenangkan mahasiswa-mahasiswa yang beraksi dan juga menenangkan mahasiswa-mahasiswa yang ketakukan. suasana disekitar kampus semakin tegang dengan rentetat kejadian ini. terdengar suara gaungan kencang berasal dari ruang kesehatan. spontan mahasiswa menolehkan pandangan mereka ke arah pusat suara dan terlihat perserteruan satu panitia yang mencoba menenangkan salah satu mahasiswa yang bereaksi. entah perserteruan terkait apa tetapi yang ku lihat perserteruan ini seperti perserteruan antara dua hewan buas yang saling mengaung menunjukan kekuatannya.

"dis... gandis jangan bengong dis, dis sadar dis, dis ini badan lu dis" kannya terus menggoyangkan tubuh gandis, gadis yang sedari tadi dijaga olehnya kini menunjukan pandangan kosong. aku melepaskan genggaman milen dan membantu kannya untuk menyadarkan gandis. tindakan ku terlalu gegabah dan salah, aku malah menjadi umpan untuk 'mereka' mengambil alih tubuh ku.gandis menangis begitu pula aku yang sedari tadi kami sudah menahan nahan pergejolakan dalam tubuh kami.

"ren... jangan gini ren sadar ren, elu lebih kuat dari mereka, ini badan lu ini punya lu" yeol juga terus menggoyangkan tubuh ku agar aku tersadar dari pengalihan ini. suasana menjadi lebih menegangkan pertengkaran antar dua hewan buas tadi belum terselesaikan, diantara mereka tidak ada yang mau menyerah dan terus menunjukan kekuatan mereka.

*part 4*

keadaan tidak terkendali terjadi di ruang kesehatan, mahasiswa-mahasiswa yang beraksi tadi semakin menjadi-jadi, berteriak memaki para panitia hingga menyiksa diri mereka dengan memukulan ke kepala mereka sendiri, ada pula yang hanya tertawa dan menangis, keributan ini tidak terkendali hingga satu mahasiswa berlari kearah lapangan, dengan cepat ditahan oleh panitia, penahanan itu mengakibatkan pemberontakan, tenaga mahasiswa perempuan ini semakin kuat hingga dapat melepaskan dirinya dari genggaman 2 orang panitia laki-laki yang menahannya,

vincent salah satu panitia lelaki melemparkan benda besi yang berada tidak jauh darinya, ia melempar benda itu kehadapan thea, mahasiswa yang sedari tadi mengamuk tak terkendalikan. suara bising yang ditimbulkan oleh benda besi tersebut membuat thea mengalihkan pandangannya kearah vincent dengan pandangan kasarnya thea berlari menuju vincent dan menendangnya dengan keras. tendangan itu merobohkan vincent, kejadian setelah tendangan itu lebih menegangkan karna kini vincent bukan lagi dirinya, alam bawah sadarnya telah mengambil alih tubuhnya, kini vincent sudah berubah menjadi seekor harimau buas, perubahan ini hanya dapat dilihat oleh manusia yang dapat melihat 'MEREKA'.

thea kini bertarung dengan lawan yang seimbang dengannya. harimau itu tak henti hentinya mengeluarkan gaungannya. ilham dan firgie mengambil kesempatan saat stela lengah dengan menangkapnya, ilham memijat pundak leher stela sedangkan firgie memijat telapak kaki thea, thea tetap memberontak tetapi beberapa saat kemudian thea dalam keadaan tenangnya.

"keluar kamu dari badan  ini sekarang.!" teriak ilham masih dengan tanggannya memijat pundak leher thea.

"apa yang kamu mau dari mahasiswa ini?" tanya ilham masih memijat telapak tangan thea, 

"kalian mengganggu kami" ucap thea dengan masih mencoba memberontak, seketika suara yang keluar dari mulut thea lebih berat seperti suara lelaki. "kalian membawa 'MEREKA' yang bukan berasal dari sini, kalian menganggu wilayah kami" kini ucapan itu semakin kencang dan kekuatan thea untuk memberontakpun semakin kuat.

"kamu keluar dari tubuh ini, kami akan meminta maaf dan meminta izin dengan benar" ucap vincent dengan tetap menekankan nada bicaranya. thea kembali memberontak hingga ia mampu lepas dari genggaman ilham dan firgie untuk sekali lagi.

"feb febi sadar feb" tangis 2 orang wanita sembari menggoyangkan tubuh temannya.

selesai keributan yang dilakukan oleh thea, kini pekerjaan berat vincent berlanjut

"kok febi bisa ada disini? gua kan udah minta lu berdua buat bawa jauh febi dari sini" ucap vincent dengan nada marahnya

"kita tadi udah coba bawa febi pergi, tapi tadi pas di gerbang kampus dia lari balik kesini sambil  nangis" jelas alexa salah satu dari 2 wanita yang sedang menangisi tubuh temannya.

vincent, ilham dan firgie sedang berusaha mencari cara agar makhluk itu tidak melukai siapapun, raut muka cemas dan bingung jelas tertulis diwajah 3 lelaki itu.

"cent selametin febi" ucap maria diiringi tangisan sedihnya melihat sahabat dekatnya sedang terbaring tak berdaya.

thea memang sudah tenang, tapi bukan berarti penyambutan itu selesai. kini makhluk lainnya yang lebih kuat mengambil alih tubuh febi, hal yang ditakuti oleh vincent dan beberapa panitia lainnya, karna febi memiliki tubuh yang sangat mudah menjadi media untuk diambil alih oleh 'MEREKA' dengan kelebihan febi yang dapat melihat mereka, menjadikan ia sangat mudah diambil alih.

                                                                                  ***

salah satu panitia membunyikan sirine untuk memusatkan perhatian para mahasiswa kembali keacara "kalian buat formasi lingkaran sekarang juga. fokus dan jangan membuat keributan. SEKARANG.!"

setelah seluruh mahasiswa yang tersisa sudah dalam formasi lingkaran, seorang panitia memberikan panduan kegiatan selanjutnya dia memandu acara agar tidak ada lagi mahasiswa yang fokus kepada kejadian tadi. suasana hangat saat perdebatan tadi, tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya suasana pengap dan tegang menyelimuti kami.

setelah beberapa lama suasana mulai senyap dari keributan membuat suasana malam semakin mencekam. malam semakin malam langit semakin gelap angin malam yang dingin menyapu pundak kami, membuat bulu kuduk merinding. kegiatan terakhir kami adalah kegiatan antar team dimana kekuatan kerjasamalah yang akan membuat team memenangkan kegiatan ini. ku akui kegiatan ini cukup mampu mengalihkan kegelisahan dan ketakutan para mahasiswa.

kini jam menunjukkan pukul setengah 12 malam, seluruh mahasiswa sudah berada dalam tenda tempat mereka beristirahat. semua berusaha memejamkan mata, berusaha melupakan kejadian hari ini, dengan tidur nyenyak mengembalikan energi berharap semua kejadian hari ini terlupakan setelah mereka bangun esok pagi.

*dum* suara dentuman cukup kencang terdengar seolah ada benda besar jatuh. "hua... astagfirullah. hua..." teriakan ara mahasiswa yang histeris dengan apa yang mereka baru saja lihat. dentuman itu berasal dari ujung tenda wanita, dimana tepat diatas mereka terdapat cabang besar dari pohon yang membelakangi tenda. teriakan histeris dari para mahasiswi menghebohkan seluruh mahasiswa, membuat para panitia berlarian menuju tenda wanita. 

"SEMUANYA DIAM DAN KEMBALI TIDUR.!" teriak seluruh panitia yang datang.

aku yang berada dekat dengan pintu masuk tenda berusaha tidak terbangun. aku terus berusaha memejamkan mata, berusaha mengabaikan kejadian kali ini karna aku sudah cukup letih dengan pergulatan batin yang ku alami. milen dengan sigap menggenggam tanggan ku mencoba menenangkan ku, ia tau rentetat kejadian malam ini sangat mengganggu ku. aku yang berusaha menutup mata, berusaha tidak mempedulikan kejadian ini, tapi akhirnya kalah setelah mendengar aungan hewan buas perlahan semakin dekat. aungan itu berasal dari seorang panitia yang tadi aku lihat sedang bertarung dengan salah satu mahasiswa. panitia tersebut masih berwujud manusia tapi yang ku lihat dia bukan lagi berwujud manusia, dia sedang menjadi harimau buas yang siap menerkam mangsanya. hewan itu berjalan perlahan menuju pusat suara dentuman.

tidak berapa lama, harimau itu pergi kembali ke ruang kesehatan, setelah itu keadaan sepi senyap seolah tidak terjadi hal aneh apapun. beberapa panitia berjaga diantara tenda wanita dan tenda pria, panitia yang sedang berjaga mulai membacakan surat yasin hingga keadaan benar benar tenang dan sepi, semua peserta berusaha kembali tidur dan melupakan kejadian-kejadian yang telah terjadi sepanjang sore dan malam dini hari. benar-benar malam yang panjang dan cukup melelahkan. semoga diantara kami tidak ada yang membuat kesalahan.

                                                                                    ***

"bawa tubuh gadis ini bersama dengan persajian yang harus kalian lakukan" suara khas perempuan yang berusaha membuat suara berat. kata-kata itu terucap dari bibir febi.

"apa yang kamu mau dari perempuan ini?" vincent kembali menanyakan pertanyaan yang sedari tadi ia belum dapatkan jawabannya.

"perempuan ini adalah bayaran dari kesalahan kalian" jawab makhluk itu.

3 lelaki itu saling berunding mencari solusi dan cara agar makhluk itu dapat melepaskan teman mereka.

"cent panggil orang tua febi aja cent, karna mereka dari awal febi pamit, enggak berenti-berenti mereka minta gua dan maria langsung kasih mereka kabar kalau febi kenapa-napa" ucap alexa menghampiri 3 lelaki yang sedang berunding itu.

"lu punya kontaknya? coba telfon dan biar gua yang jelasin" 3 lelaki itu berharap cara ini mampu melepaskan febi dari makhluk itu.

makhluk itu terus memberontak dan menginginkan pergi membawa tubuh febi bersamanya. suasana malam ini masih terus ditemani dengan keributan acara penyambutan yang 'MEREKA' berikan, vincent menyebut hal-hal yang terjadi ini sebagai acara penyambutan karna vincent tau 'MEREKA' hanya ingin memberitahu kepada kami, bahwa ini adalah wilayah mereka. tepat di depan ruang kesehatan ini adalah lapangan dan disisi ujung lapangan terdapat bangunan tua lumayan besar bekas ruang laboratorium farmakologi, bangunan itu sudah lama terbengkalai karna sudah tidak dapat difungsikan kembali untuk laboratorium atauun ruang perkuliahan karna kondisi bangunan yang sudah tua terdapat banyak sekali kerusakan.

malam ini masih panjang untuk para panitia berleha-leha, mereka masih berkutat dengan makhluk-makhluk usil itu, ataupun para panitia yang sedang sibuk menamengi tenda tempat para mahasiswa beristirahat, mereka tidak ingin ada penambahan mahasiswa yang bereaksi lagi.

                                                                                  ***

"dimana febi?" tanya seorang wanita paruh baya bersama dengan lelaki yang umurnya tidak jauh berbeda. mereka adalah kedua orang tua febi. dengan nafas terengah-engah mereka menghampiri ruang panitia.

"febi sedang tenang bu, ia sedang beristirahat, silahkan kami antar" jawab seorang panitia wanita mencoba menenangkan kedua orang tua febi. terlihat wajah mereka yang sangat khawatir dengan anak semata wayang mereka.

"tante..." 

jam menunjakan pukul 02.15 dini hari. kali ini panitia membangunkan peserta lebih tenang dengan menepuk pundak masing-masing peserta membangunkan mereka secara perlahan, tidak lagi menggunakan pengeras suara dan bunyi sirine. keadaan sekitar gelap benar-benar gelap tanpa ada pencahayaan, bahkan saat terbangun dan diinstruksikan untuk berbaris di lapangan sesuai kelompok, cukup sulit karna tak adanya pencahayaan, satu satunya pencahayaan adalah sinar rembulan yang masih bersinar terang di atas langit sana.

"ketua kelompok maju" panitia acara menjelaskan aturan permainan mengumpulkan stiker yang akan didapat dengan cara mencari 5 pos yang sudah dititikkan tempatnya dan menyelesaikan tugas yang diberikan dari setiap pos, jika tugas terselesaikan maka stiker akan diberikan, permainan ini mencakup 5 asas (kejujuran, keterampilan, kekuatan) dimana semua bertujuan untuk seberapa kompak suatu kelompok menjalin kerjasama antar kelompok masing-masing. permainan akan dimulai pukul 02.30 dan akan berakhir saat adzhan subuh berkumandang.

"huaaaaaa" teriakan itu kembali terdengan dari arah gedung kosong sisa kebakaran dimana pos 3 berada. salah satu peserta kembali berteriak lagi, kali ini peserta sedang berada dibawah pohon besar yang dihimpit antara dua gedung kosong dimana itu tempat pos 5 berada. mahasiswa yang berteriak tadi langsung ditenangkan oleh panitia yang berjaga dipos tersebut agar tidak mengganggu fokus mahasiswa lainnya. tidak menimbulkan keributan lain. mahasiswa lain hanya mendengar terikan itu sekilas dan kembali melanjutkan tugas mereka walau batin mereka bertanya 'ada apa?'. kini panitia-panitia yang berjaga disetiap pos makin memperhatikan para mahasiswa agar tidak ada lagi yang kehilangan fokusnya.

adzhan sudah berkumandang, para peserta sudah berbaris rapih di lapangan seperti biasanya. matahari mulai menampakkan cahayanya, kini aku bisa menarik nafas panjang setelah melalui malam yang begitu panjang.

*part 5*

hari ini hari terakhir dari rangkaian kegiatan penyambutan mahasiswa baru tahun 2014.

setelah berolahraga dan membersihkan lingkungan kampus, agenda selanjutnya yaitu menyaksikan demo ekstrakurikuler kampus, kegiatan yang cukup menarik. masing-masing ekstrakurikuler mempresentasikan kegiatan mereka, berlomba menonjolkan kelebihan mereka agar dapat menarik minat para mahasiswa baru yang sedang menyaksikan mereka. giliran ekstrakurikuler teater menunjukan kegiatan mereka, mediasi adalah kegiatan yang mereka pilih untuk dipertontonkan, pagi itu seluru mahasiswa diajak untuk menyatu dengan alam bermeditasi diri. bagi ku kegiatan meditasi ini cukup dapat menenangkan fikiran, bahkan tanpa sadar membuat ku tertidur.

dilanjutkan dengan demo dari ekstrakurikuler pencinta alam, kali ini kami para mahasiswa baru yang tertarik dengan kegiatan alam untuk maju ke panggung untuk ikut mempresentasikan kegiatan bersama mereka.

 "ren cowo itu lagi"

lelaki yang memberikan ku pot itu berdiri dari duduknya dan maju, berbaris bersama senior senior dari kegiatan pencinta alam tersebut. cara memasang tenda dan cara memanjat dinding adalah. setelah seluruh kegiatan menunjukan garis besar kegiatan mereka, acara dilanjut dengan perlombaan kreatifitas antar jurusan, tiap jurusan menampilkan penampilan mereka semaksimal mungkin walau cuman mendapatkan 1 hari untuk memikirkan ide dan merealisasikannya tetapi ajang kreatifitas ini cukup bagus dan sangat menghibur bagi semua peserta. hari terakhir ini suasana sangatlah berbeda seakan sekitar sudah berbaikan dengan kegiatan kami, tidak ada lagi suasana dingin dan hampa seperti hari kemarin, tidak ada lagi mahasiswa yang bereaksi, semua semangat berbahagia mengikuti rentetat acara di hari terakhir ini. seakan kejadian kemarin hanyalah mimpi pewarna tidur.

acara telah usai, seluruh mahasiswa mulai akrab satu sama lainnya, dapat dilihat dengan betapa bahagianya mereka semua bergembira saling mentertawakan betapa lucunya prilaku mereka selama acara, mereka berfoto bersama, bertukar kontak bahkan mungkin akan ada yang mendapatkan cintanya setelah acara ini. acara penyambutan mahasiswa baru memang telah usai tetapi tugas yang diberikan untuk kami kerjakan setelah acara belumlah usai. sabtu nanti kami diwajibkan untuk berkumpul diaula kampus dengan membawa tugas yang telah diberikan. tugasnya tidaklah susah, kami hanya perlu menceritakan kembali kegiatan yang kami lakukan selama 3 hari kemarin.

"ren nyari siapa?" tanya milen sembari menaruh barang bawaannya ke dalam mobil "len cowo yang hari pertama itu mirip rain enggak menurut lu?" tanya ku yang juga sedang menaruh barang bawaan ku delam mobil "enggak tau ren, gua kagak merhatiin" jawab milen "woy ayo pulang. rumpi aje" oceh yeol yang ternyata sudah menunggu kami di kursi kemudi. "yeol bisa nyetir?" tanya ku cemas, karna aku tau kita semua sedang letih "bisa. selow" yeol menjawab dengan senyumnya. "besok kita ada jam kuliah enggak?" tanya ku memulai percakapan menghilangkan keheningan dalam mobil "ada jam 8" jawab milen "gila jam 8, bisa bangun kagak nih gua?" timpal yeol tetap fokus dengan kemudinya "tapi dipindah hari kok, jadi besok kita ada kelas jam setengah 2" milen yang sibuk mencari lagu dari layar handphonenya "ah sial lu ngagetin, kalo gitukan gua bisa tidur bagai aurora, ren besok mau disamper jam berapa?" "kagak bakal dijawab" yeol menolehkan pandangannya kearah ku "si bego tidur" ucapnya kesal "yaudah besok chat aja mau berangkat jam berapa" "lu tidur juga gih len" "terus lu?" "gua seger kok".

resmi benar benar resmi, aku kini seorang mahasiswi, dengan gaya casual, kaos pink polos, jeans jacket sebagai outwear berpadu sneaker pink dan backpack pink juga, dengan tambahan binder pink yang tidak ku masukkan kedalam tas melainkan ku jinjing dengan penuh gaya. begitulah aku mengekspresikan diri ku dihari pertama perkuliahan.

aku, milen dan yeol, kami bertiga mendapatkan teman baru yang akhirnya membuat kami tidak lagi selalu bertiga. "ren... irene. woy liat itu" ucap milen memutuskan obrolan ku dengan nisa teman sekelas ku "apa sih?" "itu liat" milen memajukan bibirnya mengikuti gerakan seorang laki-laki seolah menunjuk dengan jarinya "mirip kan len?" ucap ku spontan memperhatikan lelaki itu "eh kok dia masuk kelas kita?" "ini kan kelas umum len semua juruan bisa ikut, mirip kan?" "gila sih iya ternyata" "kan mata gua kagak salah" lelaki yang sedang kami bicarakan dia duduk dikursi belakang dengan teman-temannya dan melepaskan senyum kepada ku, entah dia senyum saat melihat ku atau dia senyum untuk orang lain tapi senyum itu mampu membuat ku malu seolah tertangkap sedang memperhatikan seseorang. "gila len dia senyum" aku segera membalikan badan ku dan kembali menghadap ke depan "yah gimana kagak senyum, kita ngeliatin dia tuh dari dia lewat depan kita nyampe dia duduk" aku hanya tersenyum mendengar penjelasan milen.

"yeol ayo pulang" ajak ku saat melihat yeol yang sedang sibuk berbincang dengan grombolan anak laki-laki dari jurusan kami "duluan woy, kalo mau spering kabarin" yeol bergegas menyambar tasnya lalu menghampiri ku dan milen. "ren, yeol udeh punya temen nanti kita kagak bisa nebeng mobil lagi nih" ledek milen saat kami sedang menuruni tangga menuju parkiran. "weh iya, nanti kalo gua ada futsal kalian gimana?" "naik umum atau minta jemput mungkin" jawab ku "bagus. kalian mandiri" yeol tertawa mendengar ucapannya sendiri, aku dan milen meliriknya dengan sinis. "eh sabtu kita ngumpul?" tanya yeol yang kini fokus dengan kemudinya "iya. kerjain tuh tugasnya" jawab milen yang sibuk mencari lagu dari layar ponselnya "kita kerjain bareng lah" tawar yeol membesarkan volume player music mobilnya "sikat. kamis jam 3 di mcdonalds" ucap ku semangat "gua ikut" jawab milen "oke sepakat" ucap yeol.

"ren ngerjain tugas acara kemaren bareng dong" tanya gerald sembari duduk disebelah ku "boleh, gua, milen, yeol mau ngerjain bareng juga, kalo lu mau ikut boleh nanti jam 3 di mcdonalds" jawab ku mengeluarkan buku dari dalam tas ku. hari ini aku ada kuliah umum mata kuliah kalkulus, yang artinya lelaki itu akan ada dikelas yang sama dengan ku, saat bertemu dengannya dikelas 4 hari lalu aku tidak memperhatikan namanya dan setelah itu aku belum melihatnya lagi disekita kampus. "kosong enggak?" tanya seorang lelaki dengan menunjuk kursi disamping ku "orangnya lagi ke toilet" jawab ku yang sedang asyik mengobrol dengan "ke toilet mulu" ucap lelaki itu membuat ku spontan mengubah posisi duduk ku dan mengahadapnya "eh" aku hanya menunjuknya dan lelaki itu tersenyum dan pergi duduk dikursi kosong yang berada tepat dibelakang kursi yang ia tanyakan tadi. "gua jantungan gimana nih" aku mengirimkan pesan chat kepada milen "hahaha" balas milen yang hanya tertawa.

"nanti sibuk enggak?" lelaki itu menepuk pundak ku dengan pulpennya "hah?" jawab ku terkejut "ngerjain tugas bareng" ia kembali bertanya "oh iya" jawab ku singkat karna aku masih tidak dapat mencernya kejadian ini. kelas kalkulus akhirnya selesai, aku dan yang lain sibuk dengan pembahasan tentang kuliah hari ini. "nomer lu dong" lelaki itu memberikan ponselnya kepada ku, aku terdiam entah seperti badan ku berhenti bekerja. "nih" milen menarik ponsel itu dari ku dan memberikan ponsel yang sudah ia ketikan nomer ku itu kembali kepada sang pemilik, lelaki itu hanya tersenyum, lalu berjalan menuju luar kelas "manis sekali senyumnya" batin ku berucap. "kebiasaan begonya kumat kalo lagi dideketin cowo" milen yang kesal meninggalkan ku dari kelas "enggak gitu len tunggu" aku segera membereskan barang barang ku tanpa memasukkannya ke dalam tas.

"ren... ke kelas ren" pesan teks dari yeol itu muncul dilayar handphone ku "gua baru sadar kalo kita enggak sama yeol" ucap ku menyerupun minuman ditanggan "yah lu mikirin cowo itu mulu, jadi lupa sama yeol" ledek milen "ah sial" aku dan milen bergegas pergi dari kantin menuju ruang kelas selanjutnya.

"20ribu pertama" fadlan mengeluarkan selembar uang berwarna hijau itu dari dompetnya, diikuti anak-anak lainnya. aku sedang berkumpul bersama para lelaki di jurusan ku, kami menunggu dosen pengajar datang untuk kelas selanjutnya. "ren, belanja ren" hans menyerahkan sejumlah uang yang tadi telah mereka kumpulkan kepada ku "beli cemilan asin sama manis, jangan lupa minumnya" jelas fadlan "dih sial gua yang jalan" omel ku "lu cewe satu-satunya disini ren, kalo cewe yang belanjakan bisa itung budget" ucap rendi membujuk ku "repotin aje lu semua" rengek ku yang kesal dengan mereka "belanja sama gua ren, gua mau ke minimarket juga" gordy menawarkan dirinya. "kelas farmakologi hari ini ganti hari, ini pilihan hari sama jam yang dikasih dosennya" perwakilan kelas memberikan pengumuman yang diamanatkan kepadanya, kelas terakhir hari ini ditiadakan karna urusan mendesak dosen pengajar. "ngerjain tugasnya disini aja, kita juga udah siap cemilan" usul rony setelah perwakilan kelas itu menyelesaikan pengumumannya.

"kalian ngerasa aneh enggak sih sama kejadian pas acara minggu lalu" fadlan membuka obrolan anehnya, membuat anak-anak yang sedang mengerjakan tugasnya terdiam "kalian ngerasa juga enggak?" fadlan mengulang pertanyaannya "iya gua juga ngerasa aneh" rendi mengklik jempolnya yang berada pada kepala pulpen yang dia gunakan untuk menulis "lu berdua juga aneh selama acara" fadlan melontarkan pertanyaan itu untuk ku dan gandis "itu karna mereka capek dlan, enggak ada yang aneh kok" yeol menyangkal pertanyaan yang dilontrkan fadlan. "kalian tau enggak kalo ada temen sejurusan kita yang meninggal?" kamal mulai masuk dalam rasa penasaran fadlan. pertanyaan kamal membuat semuanya semakin terdiam, hawa dingin itu kembali datang, aku terdiam menyimak alur pembicaraan ini. "siapa yang meninggal? dapet gosip dari mana lu?" tanya fadlan semakin penasaran dengan arah percakapan yang ia buka. "namanya cika, almarhum meninggal sehari sebelum acara hari jumat dimulai" ucap ranti dengan suara datarnya memecahkan keheningan. ranti mulai ikut dalam percakapan ini. "tapi almarhum tetap datang dan tetap mengikuti acara ini" ranti melanjutkan ucapannya. pernyataan ranti yang mengagetkan dengan pembawaan dinginnya membuat anak-anak yang sedang berkumpul ini semakin menunjukkan rasa penasaran dan keingin tahuan mereka. "benerkan. pasti ada yang aneh" fadlan menepukkan telapak tangannya kelantai. "gais gua pamit yah, pala gua pusing" gandis merapihkan buku-bukunya lalu berdiri dari duduknya, menghiraukan anak-anak disekelilingnya "bukkk" terdengan bunyi benda jatuh dari arah depan kelas, kami dengan sigap berdiri dan mengecek arah bunyi suara itu. gandis tergeletang disana.

seluruh mahasiswa baru telah berkumpul di aula kampus sesuai dengan instruksi panitia acara saat akhir penutupan acara minggu lalu, kami juga mengumpulkan tugas yang diberikan. kakak ilyas selaku ketua BEM maju, berdiri ditengah panggung aula, membuat semua terdiam dan fokus dengan apa yang akan ia sampaikan. setelah basa basi mengucapkan terimakasi dan hal yang bersangkut dengan kegiatan minggu lalu, kini nada bicara kakak ilyas berubah seperti ia berat untuk mengatakan apa yang akan ia katakan. "saya ingin meminta maaf kepada kalian semua terlebih kepada mahasiswa farmasi, saya minta maaf tidak memberitahu kalian sejak awal, karna saya tidak mau kalian terbebani selama acara" ia menghentikan ucapannya lalu menarik nafas panjang dan berat, kami hanya fokus, aku bertanya tanya dalam hati 'apa ada yang salah dengan kegiatan kemarin?' "saya turut berduka kepada kalian, khususnya kepada jurusan farmasi" ia terus mengulangi kata-kata itu "sehari sebelum kegiatan ini dimulai, mungkin saat kalian sedang sibuk mempersiapkan perlengkapan yang kami suruh kalian untuk bawa, saat itu pula" lagi lagi ucapannya terhenti, tarikan nafas panjang nan berat itu juga diulangnya lagi "seorang teman kalian bernama cika putri purnama mahasiswa fakultas sains jurusan farmasi 2014, tidak dapat mengikuti kegiatan kemarin bersama kalian, walaupun beliau telah mempersiapkan segalanya, tetapi tuhan lebih cinta dengannya, almarhum meninggalkan dunia setelah mengalami kecelakan sepeda motor di trowongan bawah tol dekat rumahnya, saat itu beliau sedang mencari perlengkapan yang akan ia bawa keesokan harinya. beliau mengendarai sepeda motor dengan laras verina teman satu jurusannya. untuk laras, kita dapat bersyukur karna dia selamat meski mengalami patah kaki dan lengan" kakak ilyas memberikan jeda untuk ceritanya, air mata mulai keluar dari pelipis matanya, begitu pula mahasiswa yang mendengarkan ceritanya, meski aku tidak tahu cika itu seperti apa karna akupun belum pernah berkenalan dengan mahasiswa lain. "seharusnya kabar ini kami panitia ceritakan pada kalian dihari pertama sebelum kegiatan dimulai, karna dengan begitu kejadian hari kedua yang kalian semua alami tidak akan terjadi seramai itu. kami tulus meminta maaf kepada kalian semua" tak ada seorangpun berucap menanggapi permintaan maaf kakak ilyas, semua mahasiswa masih memproses perkataan yang kakak ilyas sampaikan. "untuk mengenang almarhumah, saya meminta kalian untuk berdoa bersama, agar almarhumah dapat pergi dengan tenang" kakak ilyas memandu doa bersama, seluruh mahasiswa mengikuti arahan dengan perasaan hampa.

gandis, ranti dan cheril memilih untuk tinggal bersama disebuah tempat kost samping kampus, karna mereka bertiga juga ikut dalam organisasi ekstrak yang sama, itu keputusan yang tepat bagi mereka. kostan itu kini menjadi tempat kami berkumpul saat kelas kosong atau saat jeda lama menunggu kelas satu dengan kelas yang lainnya.

"kan gua bilang juga apa, ada yang aneh pas acara kemaren" ucap fadlan antusias membuka kembali obrolan tempo hari "apanya yang aneh sih? orang meninggal kok aneh" timpal cheril tidak suka denga apa yang diucapkan oleh fadlan. "bacot lu semua, nih makan" oceh rendi meletakkan nampan berisi piring dengan ayam crispy dan saus diatasnya. "dis lu sakit?" tanya milen melihat raut wajah gandis yang begitu pucat "ah enggak cuman masih rada pusing aja" jawabnya sembari meneguk sebotol air mineral yang ada dihadapannya. aku cemas dengan sikap gandis setelah ia pingsan di depan kelas, dan pengumuman mengejutkan hari ini pun membuat gadis itu semakin lemah, entah apa yang sedang dibebaninya.

kami sedang beristirahat merebahkan diri, secara tiba-tiba gandis menangis, sudah pasti ada hal aneh yang terjadi pada gandis setelah ia pingsan di depan kelas. para lelaki itu panik, hanya kamal yang tetap tenang dan fadlan yang malah terlihat antusia bercampur khawatir. "gandis kenapa?" ranti bertanya dengan suara lembutnya, kannya dan cheril memijat lengan dan kaki gandis. gadis itu masih menangis. "cika kamu kenapa? slah gandis apa?" kini nada bicara ranti mulai meninggi dan tegas, ucapan ranti tadi seketika membuat kami terdiam. 

Minggu, 08 Mei 2016

PERJALANAN

"Cut mau ikut enggak ?" "Ikut dong gua chan, boleh kan ?" "Emang siapa yang ngelarang, malah bagus kalo lu ikut gua enggak bakalan jadi cewe sendiri lagi" "tapi gua enggak ada duit" "aelah masalah klasik banget dah" "hahaha iya deh chan".
Obrolan itu yang akhirnya buat si icut memutuskan ikut gua pergi ke guntur.
"Gua bawa temen nih, nanti jemputnya berdua yah" "iya, ini mau jemput siap siap yah" "oke".
Gua sama icut dijemput sama eza, lutfi, fahrul, dan kita janjian buat ketemuan di mall wtc serpong. Jam 03:35 subuh mereka udah sampai di mall wtc serpong, sedangkan gua masih bingung minta dianterin siapa ke wtc. Bokap ? Beliau baru saja tertidur setelah bergadang karna menyelesaikan pekerjaannya. Ojek online ? Mana ade subuh subuh gini. Si gusti ? Harus ngeluarin duit nih kalo minta dia buat nganterin gua ke wtc. Akhirnya keputusan jatuh kepada gusti, yaps ade gua yang satu itu akhirnya gua bangunin dan gua bujuk dengan iming iming duit 100ribu *lebih mahal dari ojek online sih, tapi enggak papa rezeki dia*. Disaat gua udah dapet yang nganter, sekarang si icut yang bingung dengan siapa yang nganter dia, karna orang yang janji mau nganter malah ketiduran. Eza terus nelponin gua dan nanya gua udah dimana, karna dia udah sampai di wtc dari tadi, gua cuman bilang "ini lagi dijalan dikit lagi nyampe".
Akhirnya gua sampai di wtc dan ketemu sama cowo cowo tiga itu, dan sekarang tinggal nunggu si icut dateng karna dia udah dapetin siapa yang nganter dia ke wtc.
jam 06:20 pagi kita udah ngumpul semua di rumah eza dan siap siap buat berangkat. Sekarang masalah kita cuman satu yaitu bang risto belum dateng dan enggak ada kabar nyampe sekarang. Akhirnya kita nungguin dia dipasar jumat. Jam sudah menunjukkan pukul 06:55 pagi dan keputusan akhir, bang risto enggak jadi ikut karna dia baru bangun dan enggak akan sempet nyampe pasar jumat setengah jam.
Team kita berisikan 4 cowo 2 cewe termasuk gua, yaitu fahrul as ayung, eza as njay, bang riski, bang fahmy as bejo, icut dan gua.
perjalanan kita jam 07:20 pagi dari pasar jumat menaiki bis primajasa menuju garut.
Perjalanan kali ini bakalan panjang karna perkiraan pelonjakan manusia yang akan berlibur diluar dari jakarta.
Di bis gua sama icut cuman bisa tidur, trus bangun lagi trus tidur lagi trus ngobrol ngobrol enggak jelas kaya yg biasa gua lakuin sama icut, tapi kali ini beda. posisi duduk gua sama icut pas sebelah kanan pintu masuk yg memisahkan smoking room dengan no smoking room.
Disebelah kita diri 2 bapak bapak rese yang dari tadi nyuruh kita buat diri dan tukeran duduk sama mereka. Mereka ngoceh nyindir nyindir gua sama icut, kalo enggak mandang mereka orang tua dan enggak mandang ini tempat umum, udeh gua bacotin tuh bapak bapak bapak dua.!
Bukan karna gua enggak mau tukeran sama mereka tapi posisinya disitu banyak cowo cowo yang pada duduk dan pada diri, kenapa harus gua sama icut yang disindir dan diocehin sama mereka.! Makin gedek pas mereka bilang "dipancasila itu kan ada sila 'adil dan beradab' tapi anak muda jaman sekarang mana tau sila itu". Saking keselnya gua, gua gremek tangannya si icut dan icut cuman bisik ke gua "sabar chan tahan chan". Iya kalo enggak disabarin si icut mungkin bakalan gua maki tuh bapak bapak. Bukan mau enggak sopan cuman, mereka itu bukan bapak bapak tua rentah yang umurnya udeh lebih dari 50tahun yang kondisinya emang udeh rentan buat diri lama lama.! Mereka itu bapak bapak yang kisaran umurnya itu palingan 35an, masih seger, badan keker keker, buktinya buat ngoceh aje mereka masih mampu.! Dan yg buat gua makin kesel kenapa harus gua sama icut yang digituin sama mereka, kenapa enggak cowo cowo yang duduk disebelah kiri gua, kiri depan gua ataupun yang didepan gua.!
Gua sama icut berusaha enggak peduliin mereka dengan cara kita tidur, tapi sia sia sejam kita tidur pas bangun mereka tetep nyindir kita dengan bilang "pules banget yah neng tidurnya, enggak capek neng duduk mulu". kita cuman bisa bisik bisikan dan bilang "udeh enggak useh dipeduliin".
Ocehan mereka berenti pas mereka maju kedepan buat nyari kursi kosong dan akhirnya mereka dapet kursi kosong itu.
"Mereka mana cut ?" "Tuh kedepan" "dapet duduk kan mereka, alhamdulillah lah aman kuping kita". "Masih jauh yah ?" Tanya si jay yang tiba tiba udah diri disamping kita "masihlah ini aje masih dinagrek" "dok, obat pegel pegel apa yah ? Tangan gua pegel nih" "banyakin minum aje, lu mah pecandu obat banget, kalo bisa tanpa obat kenapa harus pake obat" "iya dah dok" yupsss itulah keisengan si eza kalo manggil gua pasti 'dok' gua sih kalo dia udeh manggil gitu selalu gua aminin kan "omongan itu adalah doa:D" "tangan lu keras juga yeh, ada ototnya lagi" ucap icut guapun ikut ikutan kepo "mau dipijetin enggak ?" Tawar icut "enggak, biar selena aja yang mijetin" "sini gua pijetin".
"Chan kita turun dimana nih ? kalo diterminal muternya jauh" tanya bang fahmy "ditarogong kaler bang turunnya" "oh oke". jawaban gua tadi itu buat gua nanya nanya sendiri 'bener kagak nih ditarogong kaler, masalahnya kemaren pas kesini kan bukan naek bis tapi nyewa mobil-_-' karna gua takut salah akhirnya gua nelpon rony karna terakhir kali kesini rony lah yang jadi penunjuk jalan sang supir.
Nelpon rony dapet hasil disuruh turun didesa caringin atau apalah itu lupa gua namanya dan dari desa itu kita naek ojek atau nyarter mobil buat nyampe ke basecampnya. Rony pun sama kaya temen gua yang lain "lu kan udah tau track guntur li, masih mau aje ke guntur" "yah ron namanye juga diajak, trus momentnya pas lagi liburan yaudah sikat" "hahaha, yaudah tiati yah, garut lagi ujan mulu pasti tracknya licin, atiati yah" "siap ron" yupsss itu sedikit cuplikan pas gua telponan sama rony yang niatnya buat nanya jalan karna setau gua pas terakhir ke guntur dia jadi penunjuk jalan, ternyata salah, ternyata sang sopir udeh tau jalan.
nyampe digapura yang ada tulisan desa caringin atau apalah itu nama desanya kita disambut sama ujan desar, yupsss garut turun hujan lebat pas kita baru nyampe. Nyampe didesa jam 15:45 sore, lebih lama dari perkiraan kita, karna kejebak satu jalur dinagrek.
Nyampe digapura kita udeh ditodong sama abang abang ojek yang udeh nawarin diri buat ngangkut kita ke basecamp. Kita ngisi perut dulu sebelum lanjut ke basecamp.
Jam 16:50 kita memutuskan untuk menerima tawaran para tukang ojek yang dari tadi udeh maksa maksa nawarin diri mereka, yupsss akhirnya kita ujan ujanan naek ojek dari gapura nyampe basecamp guntur.
Nyampe basecamp kita laporan dan packing ulang sambil nunggu ujan berenti, karna dari tadi ujan enggak juga berenti ataupun reda. Jam 18:40 sore, sehabis menunaikan ibadah sholat magrib kita sepakat untuk memulai perjalanan pendakian gunung guntur. Berbekal doa sebelum berangkat, kita akhirnya mulai berjalan setelah melapor dibasecamp dan membayar uang simaksi.
pendakian kali ini, pendakian pertama gua sama team baru atau teman baru, bukan sama palatapir seperti biasanya.
Karna H-2 sebelum pendakian gua mengalami insiden yang cukup bikin fisik gua lemah. Yupsss gua diserempet mobil losbak yang bikin lutut kiri kanan gua lecet, kelingking kaki kiri gua rada sobek dan jempol kanan kukunya hampir copot dan telapak tangan kanan gua sobek walau enggak nyampe dijait karna kata dokternya itu bisa pulih sendiri walau enggak dijait. mau enggak mau mereka harus sering sering break karna kondisi gua. Kita tracking malem ditengah hujan yang masih enggan beranjak membasahi garut.
Perban gua udah basah semua, luka gua udah nyutnyutan semua ditambah keujanan lengkap sudah warna warna pembuka pendakian kali ini. Nyampe dipos 1 pukul 20:15, kita break lumayan lama karna emang pengen break aja. Hh karna dipos 1 ada warung dan bang bejo akhirnya menemukan gorengan anget, yupsss kita break sambil makan gorengan dan minum air jeruk anget sambil para cowo ngabisin satu batang rokok mereka.
dari basecamp ke pos1 gua belum was was sama luka luka gua tapi gua udah worrie banget sama track dari pos 1 ke pos 2 yang tracknya berupa bebatuan, yupsss yang ada dipikiran gua, gimana caranya gua nopang badan gua disaat gua naek disatu persatu bebatuan itu, kaki gua belum bisa buat ditekuk, telapak tangan gua ? Enggak bisa diandelin buat nopang, yang gua bisa cuman bilang sama mereka untuk pelan pelan dan bantuin gua buat naek. Sekarang yang bikin bingung, gimana mereka bantuin gua sedangkan tangan kanan gua sobek dan tangan kiri gua lecet, tiap mereka ngasih tangannya ke gua atau tiap mereka berusaha genggam tangan gua, gua cuman bisa bilang aduh trus bingung mau gimana lagi *maafin gua yah ayung, njay, bang riski* yang selalu ngasih tangannya dan selalu genggam tangan gua tapi selalu gua teriakin aduh:D
nyampe pos 2 kita enggak break karna ujan udah berenti jadi kalo break bakalan bikin badan dingin, kita cuman break bentar bentaran doang ditrack. Nyampe dipos 3 suasana udah penuh sama tenda tenda dan cahaya cahaya lampu dari pendaki pendaki lain yang tendanya udah berdiri kokoh.
Gua yang udah keabisan tenaga ditambah kaki sama tangan gua yang nyutnyutannya enggak nyelo banget cuman bisa jalan kaya orang enggak nafsu idup. Ayung yang seharusnya jadi leader malah jadi swaiper dan nemenin gua dengan sabarnya sedangkan yang lain udah duluan buat nyari lahan buat diriin tenda untuk kita istirahat dan bermalam. karna kita udah enggak bisa diriin tenda dipuncak, faktor cuaca dan keamanan sih makannya sekarang udah enggak diizinin ngecamp dipuncak itu jawaban yang gua dapet pas gua nanya kenapa enggak boleh ke rangger sana.
"Yung mereka dimana ? Mereka kemana ? Kenapa harus jauh jauh sih diriin tendanya.!" "Udah chan jalannya pelan pelan aja" "ini udeh pelan.! Harus sepelan apa lagi gua jalan.! Mereka kemana.!" Yupsss karna udah enggak kuat dan yang ada disamping gua cuman si ayung, yaudah jadilah dia sasaran ocehan gua, kesakitan gua dan kebetean gua. Tapi ayung masih aje sabar, dia ngambil tangan gua sambil merhatiin supaya enggak kena luka gua, tapi gua enggak tau dah dalem atinye si ayung dia bete juga mungkin sama gua. Hh karna kalo gua udah bete, kesel, capek, gua enggak akan peduli sama orang yang bantuin gua sekalipun, apa lagi sama orang yang so peduli sama gua.! Yang kenal gua pasti tau gimana sikap gua kalo udeh bete. Iya cuman diem seribu bahasa, mau ditanya selembut apapun bahkan sekasar apapun berkali kali sekalipun gua enggak akan ngomong, kecuali gua butuh buat ngomong.! Jelek kan ? Emang jelek banget.!
Gua cuman duduk diem didepan bale pos 3 sambil mijet mijet kaki sama tangan gua yang nyut nyutan dan luka yang hampir kering itu akhirnya bonyok lagi karna basah kena ujan tadi, iya luka yang bonyok itu ngeluarin darah karna kebeset kebeset batu dan karna gua paksain buat kuat. Yah mau diapain lagi emang gua yang nekad, udeh tau abis diserempet malah maksain diri buat tetep ikut ke guntur.
"Chan kenapa ? Chan jangan diem aja" si icut berusaha buat ngajak ngobrol gua yang hasilnya nihil.
"Chan kenapa ? korengnya sakit ? Yukkk ketenda, tendanya udah jadi, bersihin lukanya" si jaypun so berusaha buat ngajak gua ngobrol. Dia narik tangan gua buat ngikutin dia jalan ketenda, gua cuman nurut tanpa ngomong apapun.!
Seperti biasanya gua kalo bete yah cuman sesaat doang abis itu udeh dah lupa kalo tadi gua lagi bete. Tenda udah berdiri kokoh carrier sama barang barang yang lain udeh rapih didalem tenda, logistik dan perlengkapan masak udeh dikeluarin dari carrier semua, waktunya masak and this time to chitchat ngalor ngidul.
Besok paginya karna kita enggak plainingin buat ngejar sunrise jadi pagi ini jam 7 kita baru bangun yeyyy. "Selamat pagi ican" sapa jay dengan gaya so imutnya "geli jay, so imut banget lu". Bangun bangun ayung sama bang bejo langsung rapih rapih karna mereka mau langsung muncak, sedangkan gua, icut, eza masih ndusel ndusel ditenda karna kita belum ada niatan buat muncak, sedangkan bang riski entah udah ngilang kemana.
"Gua muncak enggak yah ?" "Muncak aja chan, masa gua ber2 doang sama icut" "males ih udah pernah" "kalo lu enggak kuat muncak, enggak usah dipaksa chan" "bukan enggak kuat cut, tapi males, udeh tau track ke puncaknya begimana, udah tau puncaknya kaya gimana juga jadi males".
Bang riski udah nyusul ayung sama bang bejo, sedangkan gua masih sibuk masak dan icut, eza masih sibuk foto foto.
setelah makan akhirnya kita nyusul mereka yang udah muncak duluan, karna dari awal gua bimbang mau muncak apa enggak alhasil selama naek ke puncak gua lebih banyak restnya, rest bukan karna capek tapi karna males, iya males banget buat ke puncak, jay yang dari tadi nyemangatin nyampe guapun ngikutin maunya dia dan berusaha enggak males buat muncak akhirnya berubah pikiran.
"Yaudah yukkk balik lagi, kabutnya tebel naek mulu dari tadi kagak ngilang ngilang" "kan udeh gua bilang dari tadi, kabutan percuma muncak, nanti nyampe sana cuman dapet kabut doang enggak dapet view apa apa".
Buat yang tau track dari pos 3 ke puncak 1 gunung guntur, pasti udah nebak dong gimana asyiknya pas turun. Yupsss gua seluncuran ditrack nyampe si njay ngomel. akhirnya gua ngikut buat jalan pelan pelan tapi tetep masih kaya orang maen icesketing gitu bahahaha.
"Kakak yang naek rame ?" Tanya salah satu pendaki cewe yang menghentikan jalan kita "rame mba tapi rata rata pada mau turun semua kalo yang mau naek sih dikit" jawab si njay "mba sendirian aja ?" Tanya gua "iya nih. Temenin aku yukkk, kalian naek lagi" ledek pendaki itu ke gua icut eza. Gua cuman bisa ketawa ngehargain mba mba itu nyairin suasana, "hahaha *suara ketawa yang ngeledekin ketawa gua*" gua sama icut spontan nengok kearah suara itu dan alhasil gua sama icut malah makin diledekin sama abang abang yang tadi ngikutin suara ketawa gua.
"Eh fatin... fatin foto dong fatin" ledek salah satu cowo ditenda itu. Awalnya gua lumayan risih dan bilang sama si icut "lanjut turun aje cut, risih gua sama cowo cowo kaya gitu" "fatin nengok sini dong" gua spontan nengok dan iye aje gua difoto sama yang lagi megang camera diantara mereka. "Maul sikat ul" ledek salah satu abang abang ditenda itu. "Yah cut maul lagi aje cut" ucap gua ke si icut yang malah bikin ledekan mereka makin parah "yah ul, maul lagi ul".
Enggak lama njay nyusul, karna tadi dia lagi ngobrol sama pendaki cewe yang lagi nanyain gimana keadaan puncak sama dia "eh bang" sapa si njay ke abang abang yang dari tadi ngeledekin gua sama icut. Gua sama icut lanjut turun sedangkan si jay masih betah disitu.
Saran aja sih yah lebih baik kalo tracknya bebatuan licin kek track gunung guntur dari puncak 1 ke pos 3 mending lari seluncuran kek lagi maen icesketing, karna itu lebih seru dan buat gua sendiri jadi lebih bisa nyeimbangin badan karna enggak terlalu harus nopang badan, tapi tetep harus hati hati dan jangan lupa NGEREM.! Karna kalo lu lupa ngerem hasilnya lu bakalan bablas dari tempat tujuan lu, kaya yang dilakuin sama si jay, saking kepengen cepetnye nyampe tenda dia lari dan dia bablas, tenda dimana dia malah ngeduluin tenda. Jadi buat yang kalo turun demennya lari kaya gua, sekali lagi gua ingetin jangan lupa NGEREM.!
"Kompor dimana sih ? Gua laper, dan cuman bisa ngegadoin mie doang, kompor kita ilang" karna bang riski misah sama kita pas muncak, dan dia balik duluan ke tenda jadi dia enggak tau kalo kompor cooking set gas itu kita bawa bahahaha. Tadinya sih buat masak dipuncak 1 tapi enggak kesampean bahahaha. "Kompor kita bawa bang" "ah sue... gua kelaperan" "hahaha sorry bang, lagi duluan sih".
"kalian dari mana ?" Tanya gua ke ayung sama bang bejo yg baru pada nyampe tenda "kita nyampe puncak 3 dong" jawab ayung dengan bahagianya "gua cuman nyampe puncak 1, udeh kagak kuat logisticnya" jawab bang riski "lah kite dikit lagi puncak 1, lebih milih turun gegara kabutnye kagak ilang ilang" jawab gua "nih si chan udeh mager lanjut ke puncak, jadi kagak nyampe puncak dah" jawab jay "lah kan semanger magernya gua juga tetep lanjut jalan, lanjut naek kan. Kan lu yg akhirnya memutuskan untuk turun" "iya sih, abis kabut kagak ilang ilang, jangan kan ilang, turun aje kagak" "jadi kalian cuman nyampe mana ?" "Yah gitu beberapa menit sebelum puncak 1" "gua mikir bawa cewe dua ini doang, kalo kagak mikirin mereka gua lanjut dah".
Malem ini kita bakalan nginep semalem lagi diguntur, dan hari ini kita habiskan dengan membakar masmellow, ngobrol ngalor ngidul, tidur, bangun lagi dan yupsss kita dapet sunrise guntur, dan bulan utuh yang cukup indah dipandang mata.
Malem ini waktunya pijet pijetan. Yupsss icut mijetin bang bejo dan si njay minta gua buay mijetin dia padahal si icut udeh menawarkan diri untuk mijetin dia.
Acara pijet pijetan selesai, skrng waktunya acara makan makan ngabisin logistic yang kita bawa, tapi enggak lupa nyisain buat besok pagi sebelum turun.
Pagi ke dua diguntur dan hari ini kita packing packing untuk turun dan pulang kerumah. Tenda udah dipacking, sarapan udah mateng.
Pas kita turun ternyata diguntur lagi ada lomba longmatch gitu dan pesertanya banyak dan lumayan banyak bule bule gitu deh.
Karna banyak yang lagi pada lomba, jadi kita turun bisa ganti gantian sama yang pada lomba. "Kamu naek bawa bawa tas segede gini ?" Tanya salah satu peserta lomba yang kebetulan lagi istirahat disebelah gua "oh iya bu" "yaampun kita aja yang enggak bawa apa apa aja cape banget apa lagi kamu yang bawa tas segede gitu" gua cuman bisa senyum senyum dalem atu sih ngomong 'duh bu carrier segini dikata berat, belum tau aja isinya tisue roll doang. Hh enggak deng isinya cuman perlengkapan gua doang' "bu saya turun duluan yah, semangat ibu lombanya" ucap gua karna antrian udah selesai "iya dek, ati ati turunnya".
Seperti yang udah gua bilang, gua kalo turun itu enggak bisa enggak lari, bukannya songong tapi kaki gua enggak bisa nahan kalo enggak lari.
Kita udah nyampe dibasecamp guntur dan kita langsung sibuk bersih bersih ke toilet dan langsung ngecash handphone sama powerbank buat cadangan pulang. Pas kita lagi rapih rapih tiba tiba ada kehebohan dibasecamp. Ada wisatawan cewe yang katanya sih hipo tapi pas gua mikir lagi 'ini kan siang, dan kagak dingin sama sekali kok bisa hipo ?' Dan setelah gua nyamperin krumunan itu ternyata si cewe ini bukan hipo tapi engap/seseknafas dan gua enggak ngerti kenapa yang nolongin nih cewe enggak ada yang sigap. Gua kalo ngeliat kaya begituan sih spontan aje ngebantuin sebisa gua dan karna ini kondisinya digunung kespontanan gua makin meningkat, gua yg lagi pake kerudung enggak peduli kerudung gua belum rapih gua langsung aje lari dan hal yang pertama gua lakuin yaitu nanya sama temen temen nih cewe "dia kenapa ?" Sebernya enggak ditanha juga kondisi nih cewe udeh keliatan kalo dia engap/seseknafas tapi yah gua nanya untuk lebih memasitikan. "Sesek kakak dia" jawab temennya "BHnya udab dilepas ?" "Belum kakak" yupsss gua copot itu BHnya "chan nih inhalernya" "kok inhaler ? Emang dia asma ? dia cuman kaget doang fisiknya oksigen aja" "inhaler aja biar ampuh" yah karna gua enggak mau debat dan enggak mungkin juga buat debat akhirnya gua semprotin inhaler ke mulut nih cewe. "Masih sesek ?" gua tanya ke si korban "udah enggak kakak" "bener ?" "Iya kakak" "yaudah istirahat dulu yah, BHnya jangan dipasang dulu".
"Chan boxer lu tadi keliatan" ucap si icut "lah kaya cabe cabean dong gua pake kerudung tapi boxer kemana mana" "kerudung lu juga cuman diselendangin doang juga" "yah kan buru buru tadi gua, orang belum gua penitiin" "gimana tuh cewenya ? Beneran hipo ?" "Yakali cut siang siang hipo, dia cuman sesek doang, tapi tadi gua enggak tega ngasih inhaler ke dia" "Lah dia asma ?" "Kagak. Cuman tadi gua dikasih inhaler bukan oksigen, kasian cut takut berat di dianya" "yaudahlah chan yang ada cuman inhaler, yang penting nafas dia udah normal kan ?" "Iya sih cuman gua masih kasian, dia enggak asma tapi gua kasih inhaler, takut kena efeksampingnya" "yah doain aja enggak" "dokter mah beda ngeributinnya masalah obat sama efeksamping" ledek si njay "apasih gua cuman kasian doang" "iya deh iya".
Semua udah rapih, carrier udah masuk semua kemobil yang bakal bawa kita keterminal guntur juga.
jam 2 siang bis menuju jakarta berangkat, di bis kita cuman tidur karna udah capek banget dan jam 8 malem kita sampei kembali dilebak bulus, dan sekitat jam setengah 9nan kita nyampe dirumah si eja.
Ayung sama bang bejo yang rumahnya enggak jauh dari rumah eja pun pamit buat balik kerumah mereka masing masing. Dan bang riski tadi kita udab berpisah sama dia sejak di kampung rambutan, dia turun disitu dan naek bis lagi ke tanjung priok.
Malem ini gua sama icut enggak pulang karna tadinya kita mau balik naek kereta tapi udah kemaleman dan udah capek banget kasian juga si eja kalo harus nganterin kita pulang ketangerang dan balik lagi ke pondok pinang.
Malem ini gua sama icut nginep dirumah eja nyampe besok paginya kita pulang.
Dan perjalanan kita selesai yeyyy~~~
.
.
.
.
.
.
.
Sebenernya banyak banget pelajaran yang gua ambil dari perjalanan kali ini entah pelajaran hati, entah pelajaran lebih peduli sama orang, entah pelajaran lebih kenal siapa temen kalian sesungguhnya. Sebenernya sih itu semua setiap perjalanan selalu ada pelajaran itu semua cuman buat pelajaran hati kali ini keknya sama kaya pelajaran hati pas ke papandayan. Hh makannya jadi cewe jangan baper baper amat coeg.! Jangan terlalu perasaan coeg.! Bahahaha
Tapi gua enggak ngerti gua yang baper atau his play the games with me, eh sama aja sih jatohnya gua yang baper mungkin HUHA.!
"Gua ngeliat lu sama dia itu, this like both of you like each other, gua liat dari cara dia ke lu bahkan tatapannya dan sikapnya juga beda" "but this the real, he like you not me, thats what he said to you right ?"